Riauterkini-RENGAT-Di bawah Bupati Rezita Meylani Yopi Prevalensi stunting di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) terus mengalami penurunan setiap tahun nya, penurunan angka prevalensi stunting di Inhu dapat dilihat dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan riset Kesehatan dasar (Riskesdas) dan Survei Gizi Balita Indonesia (SSGI).
"Sesuai arahan Bupati Inhu Ibu Rezita Meylani Yopi, berbagai upaya dan program yang dilaksanakan demi tercapainya penurunan stunting di Kabupaten Indragiri Hulu telah membuahkan hasil yang memuaskan dan dapat dilihat dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023," ujar Elis Julinarti Kadiskes Inhu kepada riauterkinicom, Senin (29/4/24) melalui selulernya.
Penurunan angka prevalensi stunting di Inhu setiap tahunya berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) didapat hasil, 40,5% tahun 2013 dan 32,2% tahun 2018, kemudian Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dengan hasil 29,67% tahun 2019, 23,6% tahun 2021 dan 16,7 % tahun 2022.
"Sehingga jika dibandingkan dengan data SKI tahun 2023 terjadi penurunan stunting sebanyak 4% menjadi 12,7%," tegasnya.
SKI dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia dan juga mengukur tren status gizi balita di suatu daerah, kegiatan ini dilaksanakan di seluruh Kabupaten/kota di Indonesia, termasuk di Kabupaten Indragiri Hulu.
"Kegiatan SKI di Kabupaten Indragiri Hulu melibatkan 690 rumah tangga sebagai klaster Kesehatan dan 545 balita sebagai klaster SSGI. Jika dibandingkan dengan SSGI tahun 2022 didapatkan hasil ada 3 propinsi yang mencapai target RPJMN 2024 dimana prevalensi stunting berada dibawah 14% yaitu Bali (7,2%), Jambi (13,5%) dan Riau (13,6%)," ungkapnya.
Dimana dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting tersebut, Diskes Inhu melakukan berbagai intervensi spesifik, mulai dari skrining anemia, pemberian tablet tambah darah (TTD), pemeriksaan kehamilan/ANC dan pemberian TTD pada ibu hamil, pemantauan pertumbuhan balita, imunisasi dasar lengkap, sosialisasi, konseling ASI Ekslusif, pemberian PMT Lokal pada Ibu Hamil KEK dan balita gizi kurang, tatalaksana gizi buruk dan pemberian Vitamin A yang dilaksanakan di posyandu, kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita dan di Puskesmas.
"Selain itu dilaksanakan juga berbagai gerakan kampanye stunting seperti, bulan penimbangan serentak, gerakan aksi bergizi pada remaja putri disekolah, gerakan cegah stunting dan gerakan anak sehat cegah stunting, serta program peningkatan kapasitas bagi petugas Kesehatan. Selain peningkatan kapasitas pada petugas kesehatan dilaksanakan juga peningkatan kapasitas pada kader kesehatan dan kegiatan pelatihan lainya," tambahnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu juga memiliki inovasi Sistem Informasi Stunting Terintegrasi (SIMASTER) dimana aplikasi SIMASTER dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses data dan informasi terkait stunting di Kabupaten Indragiri Hulu.
"Terimakasih yang tidak terhingga kami ucapkan, atas dukungan Kepala Daerah Inhu, kerjasama seluruh lintas program dan lintas sector terutama tenaga kesehatan dan kader atas upaya dan intervensi yang dilakukan dalam penurunan stunting di Kabupaten Indragiri Hulu. Walau Hasil Survei Kesehatan Indonesia angka stunting inhu turun 4 persen dari 16,7 persen menjadi 12,7 persen dan dibawah angka target nasional yang hanya 14 persen, kedepan Inhu menargetkan hanya satu digit atau 8 hingga 9 persen untuk angka stunting di Inhu," jelasnya. *** (guh)