Siapa menyangka dari mantan guru tidak bisa menjadi pengusaha hebat? Hanya ber-autodidak namun hasilnya meledak. Tidak ada yang mustahil bagi "Kartini" yang satu ini.
FILOSOFI LESTARI, bermakna terus ada, kekal tidak pernah punah. Berdirilah Rumah Jahit Lestari (RJL) di Kota Duri, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Merajut nama sejak tahun 2021 atau tiga tahun silam, RJL merupakan salah satu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dibuka di Jalan Hang Tuah Nomor 10-11 Kota Duri.
Kaki menyentuh di rumah toko (Ruko) sewa dua pintu ini, sekilas riauterkini.com melihat seperti pada umumnya tempat menjahit. Baju-baju hasil jahitan, disusun tergantung dan ada di dalam etalase kaca. Bersanding dengan beberapa gulungan bahan kain yang belum terolah.
Didampingi pemilik RJL, Suci Sustari, riauterkini.com touring di toko yang memanfaatkan satu lantai tersebut. Cukup unik dan belum pernah terlihat dilakukan sebelumnya, jari telunjuk Suci mengarah dinding bagian atas etalase pembatas. Tulisan di karton yang menempel sederhana tapi rapi, "RJL Costumer List" tujuh halaman bershaf.
Tenyata, daftar nama sejumlah perusahaan menjadi konsumen atau pelanggan jahitan karya RJL. Ternaskah ada 104 nama pemesan berurutan sejak berdirinya RJL pada tahun 2021 hingga 2024. Luar biasa!
Tidak tampak teknologi pendingin atau AC (air conditioner) di sini, sirkulasi udara hanya mengandalkan putaran kipas-kipas angin menempel di dinding.
Di ruang kedua setelah sekat ruang utama, beberapa warga perempuan asik "mengelus" dengan cekatan menghiraukan hasil jahitan dan sebagian lagi mengemudikan mesin.
Disampaikan Suci, bahwa ruang tersebut adalah khusus untuk melakukan pemeriksaan hasil jahitan atau kualitas kontrol. Serta untuk beberapa mesin canggih untuk menyablon serta bordir.
Dimana para penjahit-penjahit bajunya?, lalu riauterkini.com diarahkan untuk menelusuri Ruko satu pintu berjarak lebih kurang 10 meter tanpa harus menyeberangi jalan.
Bertuliskan plang "RJL Store...", di dalamnya terpajang puluhan desain diklaim hasil karya Suci sendiri dan untuk dijajakan ke pelanggan khususnya kaum hawa.
Melewati rak-rak dengan etalase manekin pakaian di sini, sebelah kanan ada ruangan berdinding kaca dan tidak terlalu terang namun jelas, tiga kaum Adam sedang serius menjahit di tempat masing-masing. Bahkan ada ditemui penyandang difabel tuna daksa karena akibat kanker di lutut. Namanya Juari berumur 26 tahun, sedangkan di luar berdekatan dari tangga menuju lantai atas, Mulyadi (41) tengah asyik "menguliti" kemeja kain tidak peduli ada kipas angin tanpa penutup di atasnya. Mereka mengaku sudah dua tahun bergabung di RJL ini.
Di lantai satu ini, sengaja Suci tempatkan khusus untuk para pekerja kaum pria.
Kemudian rute dilanjutkan menuju lantai atas Ruko. Terlihat belasan kaum hawa sedang mengotak-atik kain di atas mesin jahit masing-masing. Di tempat inilah disebutkan perempuan lahir pada 44 tahun lalu sebagai "kamar" produksi penjahitan pesanan RJL dari awal sampai jadi.
Di waktu bersamaan ternyata sedang berlangsung sertifikasi penjahit-penjahit yang digandeng Suci dilakukan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Indonesia.
Belajar dari Nol Merubah Nasib
Lika-liku lahir dari nol, merangkak hingga tegak berdiri dan kini "terbang", menjadikan berjilid kisah di RJL dituturkan Suci yang sudah memiliki enam orang anak ini.
Awalnya hanya "menganggur" pernah menjadi dosen Bahasa Inggris 18 tahun di Palembang, mengikuti suami ke Kota Duri danĀ mengajar Bahasa Inggris di SMP tahun 2020 bergaji Rp1 juta perbulan, memilih untuk menggeluti bisnis menjahit.
Kekeh pada pendiriannya, meyakini peluang dan pasar yang besar, Suci memutuskan memilih menekuni bisnis ini, kemudian dieksekusinya, 27 Mei 2021 silam.
"Saya guru Bahasa Inggris bukan berarti saya harus membuka kursus Bahasa Inggris, itu prinsipnya. Ketika kita ingin membuka usaha, kita harus lihat permintaan pasarnya dahulu," resep Suci.
Padahal pada waktu itu, Suci nihil memiliki keahlian menjahit tersebut. Punya tekat belajar sendiri (autodidak) dari media sosial (Medsos), Suci mengukur badan, membentuk pola dan menjahitnya. Suami, anak-anak sebagai bahan percobaan memperoleh keahlian pertamanya dari menjahit pakaian.
Saking semangatnya belajar sendiri tidak mempedulikan siang dan malam, Suci harus sempat mengalami ujian sakit.
Bukan tanpa sebab kenekatan yang ditempuh itu. Diakhir Mei 2021, Suci RJL menerima bantuan dari PT. Chevron Pasific Indonesia (CPI) sebelum peralihan ke PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan sebanyak lima unit mesin jahit portabel. Namun, diwaktu itu Suci sama sekali tidak memiliki keahlian atau nol dalam menjahit.
"Dapat bantuan mesin jahit tapi saya tidak bisa menjahit waktu itu, tapi karena mesin jahit sudah datang saya harus bertanggung jawab mesti gimana. Gak mungkin saya minta tapi ga bertanggung jawab. Jadi saya pelajari pola dari YouTube, sempat kena migren tiba-tiba, bahkan vertigo karena memaksa belajar. Suami dan anak-anak dijadikan model, bikin celana dan baju. Gimana sampai akhirnya pas di badan mereka," cerita Suci dengan penuh semangat.
Didukung penuh keluarga, pemasaran menjahit Suci dengan mengintensifkan komunikasi ke sejumlah perusahaan membuahkan hasil. Pesanan pertama menjahit berupa baju kantoran sebanyak 42 pieces (pcs) dan diminta hanya dalam tempo tujuh hari. Suci memberanikan diri menyanggupi meskipun masih "belajar berdiri" keahlian dan usahanya ini.
Tidak habis akal, satu-satunya cara untuk segera menyelesaikan pesanan tepat waktu, Suci berinisiatif melibatkan dan merangkul ibu-ibu yang memiliki keahlian menjahit untuk membantu produksi dengan ongkos yang bisa di negosiasi, dan berhasil. Hebat!
"Diberi waktu cuma satu minggu, waktu itu saya masih belajar menjahit saya tidak kehilangan akal, makanya saya libatkan ibu-ibu dari luar. Alhamdulillah selesai semua," sebutnya.
Agar semakin menggeliatnya usaha menjahitnya ini, Suci memberanikan diri merambah menjahit pakaian perusahaan jenis safety. Di tahun 2022 berspekulasi untuk membeli mesin khusus menjahit jenis pakaian safety sebanyak tujuh unit. Sehingga total mesin sudah ada 12 unit yang dikelolanya.
Setelah peralihan dari PT. CPI, pada 24 Mei 2022, PT. PHR WK Rokan melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), kembali mengucurkan 12 unit mesin untuk skala konveksi ke bisnis ini, ditambah dengan bantuan dana guna pembelian kain untuk mengembangkan "sayap" RJL.
Ini sudah tahun ketiga RJL berkarya menjadi salah satu KUBE Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Duri. Suci menyebutkan telah memberdayakan tenaga kerja dengan keahlian menjahit sebanyak 84 orang, dan 16 penjahit diantaranya berada di rumahnya masing-masing.
Berhasilnya pemasaran dan membaca peluang, menjadi kunci keberhasilan bisnis RJL. Kini mampu menyewa tiga unit Ruko, dengan maksimal menembus tempahan jahitan 1.500 pcs perbulan atau senilai miliaran. Wow!
"Ya memang ada waktu bulan-bulan yang sedang ramai pesanan, ada juga sepinya," katanya lagi.
Suci Hadapi Tantangan Besar
Kendati usaha RJL sudah meraup cuan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi puluhan orang, ibu berkacamata ini mengakui masih harus menghadapi tantangan yang besar.
Kepada riauterkini.com mengatakan, tantangan terbesarnya saat ini yang pertama adalah modal, dan menjadi suatu keniscayaan, namun akan berusaha melangkah satu persatu untuk memenuhinya.
Tantangan kedua, yaitu sulitnya menyiapkan dan mengumpulkan "armada" penjahit, karena meskipun ada 1.000 pemuda Ia tamsilkan, akan dijawab "diam" atau tidak untuk menjadi ahli penjahit pakaian.
"Kalau kita survei kumpulkan 1.000 pemuda pemudi, dan ditanya ada nggak yang mau jadi penjahit semua pasti "diam", itulah kesulitan terbesar saya mengumpulkan mereka. Makanya saya membuka pelatihan jahit gratis. Bahan, mesin saya siapkan yang penting ada kemauan. Memang berat karena tidak banyak yang mau, tapi pelan-pelan sudah ada buktinya," akunya.
Pola Pikir Didukung PHR WK Rokan
Perjalanan Suci Sustari mendapatkan stimulus dari perusahaan PT. PHR WK Rokan tidak mudah seperti teori, ajukan proposal lalu dikabulkan.
Dengan Program TJSL, ada sisi kepribadian yang menjadikannya tolok ukur perusahan minyak dan gas (Migas) beroperasi di Bumi Lancang Kuning merealisasikan bantuan demi mengabulkan niat Suci itu.
Dari pola pikir mindset atau cara berpikir, kegigihan dan keuletan serta pantang menyerah "meluluhkan" Program TJSL PT. PHR WK Rokan. Walaupun sejatinya usaha yang dirintis itu masih harus terpaksa menghadapi pasang surut.
Mindset adalah kumpulan kepercayaan atau cara berpikir yang dapat mempengaruhi perilaku dan sifat seseorang dalam menghadapi situasi hidup. Mindset juga dapat diartikan sebagai pola pikir yang menjadi kenyataan yang dapat dipastikan di setiap tempat dan waktu yang sama.(eprints.walisongo.ac.id).
"Apa yang membedakan Ibu Suci ini dengan orang lain adalah mindset kegigihan, keuletannya. Beliau itu manakala di bawah bisa, ke atas bisa, turun naik tetapi bagi orang lain belum tentu bisa melakukannya," puji Priawansyah, Analyst Social Perfomance PHR WK Rokan.
PHR WK Rokan akan terus berkomitmen agar ikut bersama menyukseskan masyarakat lokal menuju tumbuh dan berkembangnya bisnis UMKM seperti di RJL. Dan menggandeng beberapa Perguruan Tinggi (PT) diantaranya Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) sebagai tim pendampingan.
"Di RJL sudah terserap puluhan tenaga kerja, itu hal yang luar biasa dilakukan oleh Ibu Suci," aku Priawansyah.
Selain itu, pemilik RJL sudah dipercaya memberikan pelatihan kepada masyarakat dan membagikan kiat-kiat sukses dalam usaha menjahit. Melakukan pembinaan kepada usaha-usaha menjahit di luar daerah, seperti di Dumai dan Rokan Hilir (Rohil) serta dari luar Provinsi Riau.
"Kalau bantuan ke Ibu Suci sudah cukup dan dihentikan, karena usahanya telah bisa "terbang". Nah, sekarang Ibu Suci harus membina lebih banyak masyarakat. Kalau ada kekurangan dalam membinanya kita akan membantu, contohnya di Rokan Hilir dengan memberikan mesin jahitnya," imbuhnya.
Suci Sustari, salah satu "Kartini" memiliki impian besar dan berani mewujudkannya hanya bermodal belajar sendiri. Pada akhirnya meraup untung dan sukses menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sangat patut untuk ditiru!
Nyalanya mesin jahit Program TJSL PHR WK Rokan, menciptakan pola pikir yang dibarengi tekad dan kegigihan Suci. Berkeyakinan apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka tercapailah tujuan dan harapan.
"Nothing is impossible. If you want it, do what you love, love what you do. If you want it than make it, dont sleep overtime, weak up and make it come true!"
"Tidak ada yang tidak mungkin, jika kamu menginginkannya, lakukan apa yang kamu sukai, cintai apa yang kamu lakukan. Jika kamu menginginkannya maka buatlah, jangan banyak bermimpi dan tidur, bangunlah dan berbuatlah untuk menjadi kenyataan!" Itulah petuah Suci Sustari.***(dik)