Riauterkini - PEKANBARU - Peryataan Ida Yulita Susanti soal Pariswan Ikhwan tak diundang saat jamuan oleh Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto terhadap pengurus DPP Golkar, mulai 'berbalas pantun'.
Adalah Sekretaris Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Riau, Muhammad Yasmin yang mempermasalahkan. Tak cuma soal pernyataan soal Parisman sebagai tamu tak diundang. Ida dituding tak lagi punya kapasitas, karena sudah dipecat dari Partai Golkar Pekanbaru.
Penyebabnya, karena adanya perbedaan pandangan politik, yang kemudian Ida tak lagi dianggap bagian dari keluarga besar partai berlambang pohon beringin tersebut.
Menjawab hal itu, Ida pun mengklarifikasi bahwa dirinya masih sebagai kader Golkar. Pemecetan seseorang dari Golkar merupakan kewenangan Ketua Umum DPP.
Tetapi jika yang dimaksud sudah tak lagi bagian di jajaran DPD II Golkar Pekanbaru, benar.
"Sayakan disebut telah dipecat dari Partai Golkar. Itu jelas keliru. Itu tanda mereka tak paham berorganisasi, mereka tak mengerti AD/ART partai. Tapi kalau saya dibilang sudah tak lagi menjadi bagian dari pengurus di jajaran DPD II Golkar Pekanbaru, itu hak mereka," sanggah Ida, mengklarifikasi pernyataan Sekretaris AMPG Golkar Riau, Rabu (12/5/25).
Pernyataan Sekretaris AMPG Golkar Riau bahwa Ida telah dipecat dari Golkar, seakan partai besar ini seperti perusahaan milik pribadi. Padahal semua persoalan harus melalui mekanisme. AD/ART partai adalah acuannya.
Ida pun mengulas prihal dirinya telah dipecat dari pengurus DPD II Golkar Pekanbaru, tanpa satu tahapan mekanisme dilalui. Mulai dari disurati, dipanggil, teguran hingga proses pleno pemberhentian sebagai pengurus. Tiba-tiba dirinya sudah ada pernyataan dirinya telah dipecat.
Meski begitu, Ida yang juga mantan anggota DPRD Kota Pekanbaru ini menyatakan bersyukur atas keputusan tersebut. Bagi Ida, tak lagi bersama pengurusan di gerbong kepengurusan Golkar saat ini sudah keputusan yang tepat.
Menurutnya, pengurus yang hari ini setuju untuk meneruskan trah-nya Syamsuar untuk memberi tongkat estapet ke Parisman Ikhwan, hanya akan menjadikan Golkar semakin terpuruk. Bahkan semakin dalam di pusaran politik.
Masih menurut Ida, dirinya harus berani memilih jalan berbeda dari kepengurusan saat ini, semata-mata ingin melihat Golkar di Riau secara umum bisa bangkit lagi. Keputusannya mendukung SF Hariyanto sebagai calon Ketua DPD I Golkar Riau pun, demi kebangkitan Golkar.
"Saya tak ragu mendukung pak SF Hariyanto. Bukan untuk kepentingan pribadi. Tapi bagaimana Golkar bisa bangkit. Karena Golkar Riau saat ini butuh pemimpin yang kuat dan berani," tegas Ida.
"Saya bersyukur (dipecat). Karena saya tidak mau masuk gerombolan pengurus yang sudah menghancurkan Partai Golkar. Gerombolan yang lebih berorientasi pada kepentingan pribadi," ungkap Ida lagi.
Terkait penyataannya bahwa Parisman Ikhwan tak diundang pada acara jamuan oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri) SF Hariyanto terhadap Ketua Bidang Pemuda DPP Golkar sekaligus Ketua Umum AMPG, Said Aldi Al Idrus beserta jajaran, menurut Ida memang benar adanya.
Menurut Ida, secara etika politik tak diundang tapi datang pada acara hajatan, itu bukan sesuatu bijak. Kalau pun ada pihak yang mengajak Parisman pada pertemuan itu, harusnya dipahami situasinya.
Sebagai informasi tambahan, usai gelaran buka bersama yang digelar pengrus Golkar Riau di salah satu hotel di Pekanbaru, pada Ahad (7/3/25) lalu. Ketua Bidang Pemuda DPP Golkar sekaligus Ketua Umum AMPG, Said Aldi Al Idrus yang hadir saat itu kemudian mendapatkan undangan khusus oleh Wagubri SF Hariyanto, di kediamannya.
Antara SF Hariyanto dan Said Aldi Al Idrus merupakan teman lama. SF Hariyanto juga dikenal memiliki pergaulan luas di kalangan pengurus Golkar di pusat. Pada kesempatan itulah, Parisman hadir bersama rombongan DPP, tanpa undangan. SF Hariyanto dan Parisman Ikhwan, merupakan calon Ketua DPD I Golkar Riau. Bedanya, Parisman adalah calon ketua penerus Syamsuar yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Golkar Riau. Sedangkan SF Hariyanto hadir sebagai penantang.
Untuk pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Riau sendiri diagedakan usai lebaran Idul Fitri nanti. Siapakah jadi pemenang,. Apakah Golkar benar-benar bisa bangkit atau justru makin terpuruk di daerah lumbungnya suara Golkar sendiri selama ini ***(mok)