Riauterkini-JAKARTA-
UN Women dan LinkedIn, jaringan profesional terbesar di dunia, bersama dengan Markoding, hari ini meluncurkan inisiatif Link Women di Indonesia melalui acara daring bertajuk “A Guide To Thriving as Women in The Career World” (Panduan bagi Perempuan untuk Sukses di Dunia Karier).
Kolaborasi terbaru LinkedIn dan UN Women ini telah diperkenalkan pada momen Hari Kartini, bertujuan memperluas peluang ekonomi bagi perempuan dengan meningkatkan keterampilan digital dan memberikan mereka akses lebih luas terhadap peluang kerja.
Inisiatif ini merupakan bagian dari kemitraan regional LinkedIn dan UN Women, yang sebelumnya sukses dilaksanakan di India.
“Membekali perempuan dengan keterampilan digital dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja masa depan, serta mendukung transisi perempuan muda dari pendidikan dan pelatihan ke pekerjaan layak, adalah langkah penting untuk mengurangi kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja,” ujar Ulziisuren Jamsran, Perwakilan UN Women untuk Indonesia dan Liaison ASEAN.
“Kami mengapresiasi komitmen sektor swasta dalam berinvestasi pada pemberdayaan ekonomi perempuan dan peningkatan keterampilan. Dikombinasikan dengan upaya kami mendorong norma sosial yang positif, langkah ini dapat menjadi kunci untuk mewujudkan partisipasi perempuan secara penuh dan setara di dunia kerja,” lanjutnya.
Inisiatif Link Women akan membekali lebih dari 2.000 perempuan, termasuk mahasiswi, pencari kerja, dan perempuan yang kembali bekerja, dengan keterampilan digital terbaru yang siap pakai. Program ini juga meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender di tempat kerja, memberdayakan perempuan untuk mengenali dan menghadapi bias gender yang mungkin mereka temui, serta membuka akses ke peluang kerja yang berkualitas.
Perjalanan Link Women dimulai dengan roadshow kampus di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta pada Mei 2025, guna memahami kebutuhan belajar mahasiswi sekaligus memperkuat pemberdayaan komunitas.
Lanny Wijaya, Head of New Business LinkedIn untuk Indonesia, berkata, “Di LinkedIn, misi kami adalah menghubungkan setiap profesional dengan peluang ekonomi. Melalui LinkedIn Learning untuk pengembangan keterampilan, fitur AI seperti job match untuk menemukan peran yang tepat, hingga membangun portofolio digital, para profesional membentuk jalur karier mereka secara aktif. Dengan berbagi cerita dan membangun jaringan tepercaya di LinkedIn, perempuan dapat saling mendukung dan memberdayakan. Bersama, kita dapat menciptakan masa depan di mana setiap perempuan dapat mencapai potensi penuhnya dan diakui atas keterampilan serta kontribusinya.”
Terlepas dari kemajuan yang telah dicapai, perempuan di Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan di dunia kerja. Selama 20 tahun terakhir, kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja belum banyak berubah.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 64 persen perempuan bekerja di sektor informal. Tantangan seperti akses terbatas ke pengembangan keterampilan, bias gender, dan beban kerja perawatan tak berbayar yang tidak proporsional terus menghambat perempuan untuk masuk dan berkembang di dunia kerja.
Kesenjangan ini semakin jelas terlihat di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), di mana representasi perempuan masih sangat rendah.
Menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh perempuan yang ingin menempuh pendidikan dan berkarir di bidang STEM, Dr. Sastia Prama Putri, Associate Professor di Universitas Osaka dan Ahli Metabolomik, mengatakan, “Pertama, dari rumah. Di rumah, perempuan sudah terprogram untuk melimitasi diri sendiri, tidak didukung mimpinya, dan pada akhirnya demotivasi. Kedua, kegagalan sistemik ketika perempuan sudah lulus dan bekerja, bias gender itu lebih terasa.”
“Ketika perempuan berkarir, seakan-akan kita itu diberikan opsi, antara mau dan sukses berkarir, atau berkeluarga dan sukses berkeluarga. Kita harus memilih salah satu. Kalau dua-duanya itu tidak mungkin. Dan role model yang melakukan keduanya itu semakin sedikit lagi,” tambah Dr. Sastia.
Sementara itu, dalam sesi bincang-bincang terkait tantangan perempuan di dunia karir, Xaviera Putri, UN Indonesia Champion for Women and Girls in Science, penulis dan influencer menambahkan, “Permasalahannya bukan hanya dari sisi tidak adanya support system (lingkungan yang mendukung), tetapi juga masalah sistematik yang harus diatasi dari akarnya dan tidak bisa hanya diatasi oleh diri perempuan itu sendiri. Link women adalah sebuah inisiatif yang sangat baik, karena bukan hanya membekali perempuan dengan skill dan ilmu yang diperlukan tapi juga mengetahui apa saja yang bisa perempuan hadapi di kehidupan nyata.”
Link Women akan menyediakan pelatihan daring gratis yang dapat diakses melalui markoding.org/linkwomen. Pelatihan ini mencakup modul tentang kesadaran gender (konsep dasar gender dan strategi untuk mengatasi bias di tempat kerja), keterampilan lunak (soft skills), kesiapan berkarier, pemasaran digital, serta pengenalan dan kesiapan terhadap kecerdasan buatan (AI). Dari program ini, 200 peserta terbaik akan mengikuti bootcamp daring intensif pada September 2025, dengan jalur pembelajaran digital yang dapat dipilih sesuai minat. Di akhir program, peserta terpilih juga berkesempatan mendapatkan pendampingan (mentorship) eksklusif dari para pemimpin industri untuk memperluas jaringan profesional dan terhubung dengan perusahaan.
Pendaftaran program Link Women telah dibuka melalui markoding.org/linkwomen, di mana peserta dapat mengakses pelatihan, mendapatkan informasi terbaru tentang bootcamp daring, dan kesempatan mentorship.
Pendaftaran akan berlangsung dari 15 Mei hingga 30 Juni 2025.***(Rls)
Keterangan foto: Lanny Wijaya, Head of New Business LinkedIn untuk Indonesia; Ulziisuren Jamsran, Perwakilan UN Women untuk Indonesia dan Liaison ASEAN; Dr. Sastia Prama Putri, Associate Professor di Universitas Osaka dan Ahli Metabolomik; dan Xaviera Putri, UN Indonesia Champion for Women and Girls in Science, penulis dan influencer; di peluncuran program Link Women.