Berita Terhangat.. |
Selasa, 26 Januari 2021 09:53 Lagi, Warga Bengkalis Meninggal Dunia karena Covid-19
Selasa, 26 Januari 2021 07:19 Kembali Pelaku Judi Shie Jie Togel Diringkus Polsek Keritang, Inhil
Selasa, 26 Januari 2021 07:16 Dihadiri Berbagai Pihak, Dandim Resmi Lapangan Tembak Baru Kodim 0314 Inhil
Senin, 25 Januari 2021 20:27 Besok Disiidangkan MK, KPU Meranti Siap Paparkan Fakta dan Data
Senin, 25 Januari 2021 20:23 Polres Dumai Usut Kasus Lakakerja Tewas di PKS Mini Sungai Sembilan
Senin, 25 Januari 2021 20:20 Achizul Hendri Nahkodai Kadin Kota Pekanbaru
Senin, 25 Januari 2021 19:52 DPRD Riau Sebut Inilah Pemilihan Komisaris BUMD Terburuk
Senin, 25 Januari 2021 19:38 Pasien Positif Covid - 19 di Kuansing Sembuh 4 Orang
Senin, 25 Januari 2021 19:36 Dugaan Korupsi Dana Bankeu RSUD Indrasari Rengat, Jaksa Periksa Plt Kadis PMD Pemkab Inhu
Senin, 25 Januari 2021 18:27 Pengangkatan Komisaris dan Direksi 2 BUMD Riau, FKPMR Nyatakan Sikap
|
|
|
Selasa, 28 Agustus 2018 17:48 Disoal di Medsos, SMAN 2 Rambah Hilir Rohul Bantah Wajibkan Siswi Non Muslim Berjilbab
Sempat dipersoalkan di media sosial, Kepala SMA Negeri 2 Rambah Hilir, Rohul membantah mewajibkan siswi-siswi non muslim di sekolah itu mengenakan jilbab.
Riauterkini-PASIRPANGARAIAN- Kepala SMA Negeri 2 Rambah Hilir Berwawasan
Unggulan, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, Nurman S.Pd, memberikan
klarifikasi soal siswi non muslim memakai jilbab atau hijab di
sekolahnya.
Nurman mengatakan jilbab sudah menjadi bagian dari seragam siswi di SMAN 2
Rambah Hilir, apalagi Rohul merupakan bagian dari Provinsi Riau yang kental
dengan budaya melayu.
Meski sudah menjadi bagian dari seragam, diakui Nurman, tidak ada paksaan
dari tenaga pendidik SMAN 2 Rambah Hilir agar siswi memakai jilbab ke
sekolah.
"Kami tak pernah ada aturan wajib jilbab, cuma selaku pendidik, maklumlah
kita ini di daerah melayu, memang jilbab sudah umum. Demi memotivasi anak
tentu kami sampaikan, untuk meningkatkan budaya sekolah kita. Tapi jilbab
tidak wajib," jelas Nurman menjawab riauterkini.com, Senin malam
(27/8/2018).
Nurman menerangkan budaya jilbab sudah ada sejak SMAN 2 Rambah Hilir
berdiri sekitar 2002 silam. Tenaga pendidik juga tidak
pernah menghukum atau memberi sanksi kepada siswi non muslim yang tidak
memakai jilbab atau menegurnya.
Diakuinya, tidak ada aturan tertulis yang mengharuskan siswi non muslim memakai
jilbab di SMAN 2 Rambah Hilir selama ini. Namun karena Rohul merupakan
daerah melayu, maka jilbab menjadi salah satu ciri khas seragam
siswi.
"Dan kita pun (tenaga pendidik) tidak pernah memandang agama,"
ujarnya.
Ia mengatakan sebelum menjabat Kepala SMAN 2 Rambah Hilir, dirinya juga
mengajar di sekolah ini sejak lama. Seingatnya, ia atau tenaga
pendidik lain juga belum pernah menegur siswi non muslim yang tidak memakai
jilbab.
Nurman bertemu dengan tiga orang tua siswi non muslim, seperti
Jumas Sinaga ayah dari siswi Rista Pintaria, Pardamean Simbolon ayah dari
siswi Roito Ilfiana boru Simbolon, dan Nurmaida boru Sihotang selaku ibu
dari siswi bernama Raimana Simanjuntak.
Pada pertemuan Senin petang hingga malam hari tersebut, Nurman telah
menyampaikan kepada orang tua siswi non muslim bahwa pihak sekolah tidak
pernah mewajibkan jilbab pada anak-anak mereka. Ia juga persilahkan siswi non muslim
tidak memakai jilbab ke sekolah.
"Memang inti kita mendidik bukan pakaian sesungguhnya, yang penting datang
ke sekolah. Tetapi karena anak selama ini sudah punya pakaian warna
demikian tentu kita pelihara, dan selama ini tidak ada yang komplain,"
ungkap Nurman, dan mengaku ada sekira 43 siswa dan siswi non muslim di
sekolahnya, namun tetap diperlakukan sama dengan pelajar lain.
"Walau bagaimana pun, pakaian itu kan penampilan sebuah sekolah,
kebanggaan bagi mereka. Dan kami didik anak selalu bangga dengan sekolahnya
agar mereka semangat," terusnya.
Nurman mengaku selama ini belum ada orang tua siswi non muslim yang
keberatan anaknya memakai jilbab ke sekolah. Kecuali belum lama
ini, ada seorang orang tua siswi yang keberatan.
"Jadi memakai jilbab bukan aturan tertulis," tegas Nurman lagi. Ia juga mengatakan sebagian besar siswi non muslim bahkan senang memakai jilbab, seperti
dilakukan para senior dan alumni mereka.
Orang Tua Siswi tidak Keberatan
Sementara itu Jumas Sinaga selaku ayah dari Rista
Pintaria boru Sinaga mengaku kaget dipanggil pihak sekolah pada Senin
petang (27/8/2018) itu.
Jumas mengatakan sejak anaknya masuk di SMAN 2 Rambah Hilir tidak
ada aturan atau paksaan dari pihak sekolah untuk
memakai jilbab.
"Kalau dia memakai jilbab, mungkin karena sudah budaya di sekolah ini. Dan kami pun
tidak keberatan mereka memakainya,"
jelas Jumas, dan mengaku sangat kaget saat dipanggil agar datang ke
sekolah, sebab sore hari kemarin dirinya tengah mandi di sungai.
Jumas mengaku tidak akan melarang putrinya memakai jilbab, bahkan akan meminta anaknya untuk menuruti peraturan sekolah.
"Nanti di rumah saya akan bilang ke anak saya agar memakai pakaian biasa,
Senin pakaian apa, Rabu pakaian apa, sesuai peraturan sekolah,"
katanya.
Jumas mengaku meski putrinya memakai jilbab di sekolah, namun anaknya tidak
mengikuti ajaran agama lain, sebab mereka tetap mendapatkan pelajaran
kristen di SMAN 2 Rambah Hilir.
"Itu kebudayaan (memakai jilbab). Sebenarnya pelajaran nasrani pun ada di
sini (di sekolah)," pungkas Jumas.
Persoalan ini mencuat setelah muncul di media sosial kritikan atas pemakaian jilbab oleh siswi-siswi non muslim di sekolah itu. ***(zal)
|
Beri
tanggapan | Baca
tanggapan |
|
|
|