Riauterkini-PEKANBARU-Kecintaan rakyat Indonesia kepada rakyat Gaza, tak perlu diragukan lagi. Dalam susah dan senang, Palestina dan khususnya Gaza yang sedang digenosida penjajah Israel saat ini, selalu dalam ingatan dan hati masyarakat Indonesia. Demikian pula sebaliknya.
Kecintaan dan penghormatan rakyat Gaza kepada rakyat Indonesia juga tak dapat dinilai dengan materi. Hal ini dirasakan oleh Ustadz Zulkifli Muhammad Ali (Uzma) yang baru saja pulang dari Palestina, Januari 2024 lalu.
“Saya umrah dan terus ke Palestina, tepatnya ke Masjid Al Aqsa. Di sana rombongan kami diterima oleh seorang pemuda yang bertindak sebagai pemandu kami. Saat ia tahu kami dari Indonesia, dengan mata berkaca-kaca ia berkata, ‘’sungguh kalian orang-orang yang luar biasa. Walau kalian tahu negeri kami sedang dijajah, namun kalian tetap datang ke sini.’’.”
Uzma mengatakan, sejak kecil ia telah bercita-cita untuk pergi ke Palestina, bahkan berperang dan ingin syahid di Negeri Para Nabi itu. Namun hingga saat ini, saya masih belum dipanggil. Negeri itu memang hanya diperuntukkan bagi orang-orang hebat dan istimewa, seperti Ustadz Muhammad Husein ini,” katanya.
Dikatakannya, seorang ulama Palestina pernah menceritakan latar belakang serangan Al Qassam ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Diawali dengan undangan besar-besaran Yahudi Israel kepada kaum Yahudi di seluruh dunia untuk datang ke Palestina. Mereka lalu baramai-ramai masuk ke Masjid Al Aqsa atau Baitul Maqdis dan melakukan ritual keagamaan di sana. Termasuk meniup terompet dari tanduk sapi. Tanda bahwa wilayah itu telah mereka kuasai.
Artinya, Al Aqsa akan mereka runtuhkan. Didapat pula informasi bahwa aksi itu akan dilakukan pada 8 Oktober. Dan setelah itu, mereka akan mendirikan Solomon Temple di atas reruntuhannya.
Ulama-ulama Palestina sudah berkali-kali mengingatkan Yahudi Israel untuk tidak lancang masuk ke areal Baitul Maqdis, namun diabaikan. Maka tidak ada jalan lain, Hamas melalui sayap militernya Brigade Al Qassam melakukan serangan mendadak sehari sebelumnya.
Serangan 7 Oktober 2023 diakui dunia sebagai kekalahan dan aib terbesar Israel sepanjang sejarah. Sebaliknya, sehancur apapun Gaza akibat serangan udara Israel yang membabi buta sepanjang hari dan malam, namun mereka tetaplah pemenangnya. Dunia mengakui itu.
Lalu apa peran kita di Indonesia? Uzma mengatakan, dalam Surah Al Taubah 14 dan 15 disebutkan, “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman (14). Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (15).”
Uzma menekankan pada kalimat “Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya.” Ia menceritakan suatu riwayat, saat seorang sahabat meninggal namun tak seorang sahabat pun yang sudi menyelenggarakan jenazahnya. Di mata mereka si mayit dulunya adalah ahli maksiat dan tak pernah sekalipun melakukan kebaikan. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, adakah yang pernah melihat ia melakukan suatu kebaikan? Seorang sahabat menjawab bahwa satu-satunya kebaikan yang ia ingat pernah dilakukan orang itu adalah melakukan ribath (berjaga-jaga di malam hari saat perang berlangsung, red).
“Mendengar hal itu Rasulullah turun langsung menyelenggarakan si mayit, termasuk turun ke kuburnya untuk menerima jasadnya dan meletakkan di liang lahatnya, hanya karena satu kebaikan itu,” katanya.
Ia melanjutkan, lelaki yang dikira ahli maksiat itu, kata Rasulullah SAW, diampuni Allah seluruh dosanya karena satu malam ribath yang ia lakukan.
“Kita di Indonesia tidak bisa ikut ribath, bahkan tidak bisa datang ke Gaza untuk berperang, karena itu bukan keahlian kita. Bisa jadi kita hanya akan menjadi beban. Namun kita bisa mendapatkan pahala ribath, pahala jihad dan lainnya dengan cara ikut berinfak untuk mereka,” terusnya.
Maka dalam waktu setengah jam saja, terkumpul dana Rp130 juta dari para jamaah yang hampir semuanya adalah kaum perempuan. Dari jumlah itu, sekitar Rp14,7 juta terkumpul lewat bakul yang diedarkan di antara jamaah. Sisanya merupakan donasi khusus senilai masing-masing 5 dan 10 juta.
Di penghujung, Uzma berpesan, selain berinfak fiisabilillah untuk rakyat Gaza, masih ada beberapa hal yang bisa dilakukan muslim Indonesia untuk menolong saudara mereka di Gaza, yaitu doa di banyak waktu utama, seperti saat hujan turut, saat safar, saat qiyamullail, dan sebagainya.
“Doakan rakyat yang sudah meninggal dan yang masih hidup, doakan para pejuang yang masih berjihad dan doakan kehancuran Israel,” katanya.
Kedua, tolong melalui media, dengan cara memberitakan yang benar. Ketiga, lanjutkan boikot produk-produk yang diketahui mendukung zionis Israel.
“Keempat, kirimkan harta kita ke sana lewat sejumlah lembaga kemanusiaan seperti INH yang didirikan Ustadz Muhammad Husein sendiri, Bang Onim, ataupun Dompet Dhuafa,” terusnya.
Bagi pembaca yang ingin mengirimkan hadiah terbaiknya untuk Gaza, dapat berdonasi ke rekening BSI 7120520355 atas nama International Networking for Humanitarian(INH). Setelah itu konfirmasikan donasi anda ke nomor 085163048844.***(yan)