Riauterkini-PEKANBARU-TPID Provinsi Riau bersama Bank Indonesia Provinsi Riau menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) sebagai respon dari tingginya risiko lonjakan harga komoditas pangan pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H. HLM yang diselenggarakan di Balai Serindit Aula Gubernuran, Jumat (8/3/24). HLM tersebut dipimpin oleh Pj Gubernur Riau, Ir. S.F. Hariyanto, M.T dan dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Panji Achmad, seluruh perwakilan dari TPID se-Provinsi Riau, Ketua Satgas Pangan, FORKOMPIMDA Provinsi Riau, Kepala Perum Bulog Divre Riau dan Kepri, OPD terkait, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, distributor pangan di Riau, dan seluruh stakeholders terkait.
Pelaksanaan HLM difokuskan untuk menyusun strategi pengendalian risiko inflasi pada momen HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H.
Sebagaimana telah dirilis Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, inflasi Riau mengalami tren kenaikan sejak awal tahun 2024. Inflasi Riau Januari 2024 tercatat sebesar 0,11 % (mtm), dan naik menjadi 0,59% (mtm) pada Februari 2024.
Kenaikan inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga berbagai komoditas pangan, terutama aneka cabai dan beras. Kondisi ini terjadi seiring dengan cuaca ekstrem yang berdampak pada penurunan hasil panen di sejumlah daerah sentra produksi, dan bencana banjir yang menyebabkan terganggunya distribusi pangan.
Risiko kenaikan harga juga semakin meningkat sejalan dengan kenaikan demand pada momen HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 2024 selama Mei-April 2024.
Menyikapi tantangan tersebut, TPID se-Provinsi Riau bersama Bank Indonesia Provinsi Riau telah memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan stakeholders terkait, untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan sejak awal tahun 2024.
Pelaksanaan pasar murah oleh TPID di wilayah kota/kabupaten di Riau digencarkan sejak Januari 2024 untuk menghadirkan bahan pangan pokok yang lebih murah dari harga pasar.
Pemantauan harga dan ketersediaan pasokan pangan, serta sidak pasar bersama satgas pangan ke distributor juga secara rutin dilakukan.
Berbagai dukungan untuk peningkatan produksi kelompok-kelompok tani pembudidaya padi dan aneka cabai telah konsisten dilakukan sejak tahun 2023.
Salah satu puncaknya adalah keberhasilan panen raya padi seluas 450 hektar dan panen perdana padi demplot digital farming oleh Gapoktan binaan TPID Kabupaten Rokan Hilir dan Bank Indonesia di Desa Mukti Jaya, Kabupaten Rohil pada tanggal 5 Maret 2024.
Semua upaya ini dilakukan untuk menahan laju kenaikan inflasi yang lebih tinggi di Riau.
Selanjutnya, melalui HLM ini TPID se-Provinsi Riau, Satgas Pangan dan stakeholders terkait berkomitmen untuk melaksanakan dan mendukung langkah-langkah pengendalian inflasi pada HBKN Ramadhan dan Idul Fitri dengan framework 4K yaitu keterjangkauan harga, Kelancaran Distribusi, Memperkuat peran dan pelaksanaan KAD (kontinuitas dan komitmen kerjasama), perluasan implementasi KAD B2B utamanya pada komoditas beras, aneka cabai, telur ayam ras, bawang merah, daging sapi, dan komoditas penting lainnya.
Keterjangkauan Harga, melanjutkan stabilisasi harga jangka pendek melalui SPHP/Operasi Pasar/Gerakan Pangan Murah (GPM). Kelancaran Distribusi, Pembenahan jalur distribusi, termasuk mengatasi dampak banjir untuk memastikan kelancaran distribusi pangan dari daerah sentra, Memperkuat peran dan pelaksanaan KAD (kontinuitas dan komitmen kerjasama), serta perluasan implementasi KAD B2B utamanya pada komoditas beras, aneka cabai, telur ayam ras, bawang merah, daging sapi, dan komoditas penting lainnya.
TPID akan memperbanyak posko dan memperkuat penjagaan petugas di ruas-ruas jalur jalan yang rawan longsor ataupun banjir, yang merupakan jalur distribusi pangan ke Riau. Alat-alat berat akan disiapkan untuk mengantisipasi kemacetan secara cepat apabila terjadi bencana.
Kemudian terkait KAD, TPID akan menjajaki kerjasama dengan Food Estate di Kabupaten Humbang Hasundungan (Humbahas), Sumatera Utara. Para petani di Food Estate Humbahas tersebut mampu menyediakan pasokan cabai, bawang merah, dan beberapa komoditas pangan lainnya.
"Bahkan terdapat info, pedagang dari Bukittinggi pun membeli dari sana. Apabila kita membeli langsung komoditas pangan dari Humbahas, seharusnya harga pangan bisa lebih murah," ucap S.F. Hariyanto, Pj. Gubernur Riau.
Ketersediaan Pasokan meliputi Peningkatan produksi hasil pertanian, antara lain padi melalui scaling up imlementasi pertanian berbasis organik dan pelaksanaan program Riau Bertani, Pemberian bantuan Alsintan dan teknologi tepat guna lainnya untuk meningkatkan produksi pertanian sekaligus efisiensi biaya pertanian, Dukungan program-program inovatif untuk meningkatkan hasil produksi, seperti Digital Farming ataupun program lainnya, Mendorong penguatan peran BUMD Pangan sebagai offtaker dan implementasi contract farming untuk menjamin ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.
“Bank Indonesia mengajak seluruh TPID untuk berkolaborasi mendukung upaya peningkatan produksi pertanian di Riau. Implementasi program-program yang inovatif dan bantuan sarana prasarana pertanian untuk meningkatkan efektivititas dan efisiensi para kelompok tani binaan harus digencarkan. Bank Indonesia Riau sendiri di tahun 2024 ini berencana untuk memberikan bantuan berupa alsintan dan teknologi tepat guna lainnya kepada kelompok tani binaan, untuk mendukung peningkatan produksi kelompok tani yang membudidayakan komoditas pangan penting, seperti padi dan cabai. Semoga ketergantungan pangan dari provinsi lain dapat berkurang secara gradual,” ujar Panji Achmad, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau.
Komunikasi Efektif, Selalu mempublis kegiatan pengendalian inflasi ke media massa untuk menjaga ekspektasi masyarakat akan ketersediaan pasokan dan kestabilan harga, mengkampanyekan belanja bijak di setiap kegiatan TPID dan Menayangkan Iklan Layanan Masyarakat yang menekankan himbauan belanja bijak dan larangan penimbunan bahan pokok secara rutin.
Ke depannya, sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia Provinsi Riau dan TPID se-Riau akan tetap dijaga, tidak hanya pada momen HBKN, tapi juga disepanjang tahun. Karena mencapai ketahanan pangan yang mandiri di Riau merupakan salah satu target akhir TPID se-provinsi Riau, dan untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan waktu yang panjang, dukungan, dan keterlibatan dari berbagai pihak. TPID Provinsi Riau bersama Bank Indonesia dan seluruh TPID se-kota/kabupaten di Riau akan selalu menyempurnakan program pengendalian inflasi secara berkala, dengan mengacu pada framework pengendalian inflasi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif). *(H-we)