Riauterkini-PEKANBARU-Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Asep Riyadi saat menjelaskan Berita Resmi Statistik (BRS) Provinsi Riau secara bersama dengan Pemerintah Provinsi Riau yang dipimpin Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Riau, M Job Kurniawan, Senin (1/4/24). Ia mengatakan bahwa pada bulan Maret 2024 Riau mengalami inflasi sebesar 0,72 persen. Inflasi disebabkan kenaikan harga terutama beras dan cabai merah.
Menurutnya, pada Maret 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Riau sebesar 3,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,17. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kampar sebesar 4,89 persen dengan IHK sebesar 109,29 dan terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 2,86 persen dengan IHK sebesar 106,21.
"Inflasi secara tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,56 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,99 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,32 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,90 persen, kelompok transportasi sebesar 2,00 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,75 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,89 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,51 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,49 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,39 persen," terangnya.
Di sisi lain, tambahnya, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi secara tahunan sebesar 0,38 persen. Sehingga tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Riau bulan Maret 2024 masing-masing sebesar 0,72 persen dan 1,43 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi secara tahunan pada Maret 2024, antara lain cabai merah, beras, telur ayam ras, Sigaret Kretek Mesin, bawang merah, emas perhiasan, nasi dengan lauk, mobil, bawang putih, kentang, cabai rawit, ayam hidup, Sigaret Putih Mesin, ketupat atau lontong sayur, Sigaret Kretek Tangan, pisang, gula pasir, terong, cabai hijau, dan bakso siap santap," urainya.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi secara tahunan antara lain daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, ikan tongkol atau ikan ambu-ambu, ikan serai, tahu mentah, ikan nila, udang basah, petai, ikan lele, air kemasan, sabun mandi cair, ikan kembung, pir, ikan asin teri, shampo, cumi-cumi, celana panjang jeans pria, jeruk, bensin, dan ikan patin.
Job Kurniawan menyebutkan dalam rangka mengendalikan harga pada bulan Maret, pihaknya sudah banyak melakukan upaya, salah satunya melalui Gerakan Pangan Murah.
"Ini sudah banyak dilakukan, mudah-mudahan menjelang lebaran ini, harga bisa murah dan mudah didapatkan, apalagi persediaan di pasaran sangat banyak," ucapnya.*(H-we)