Riauterkini-PEKANBARU-Mungkin ada di antara kita yang menerima pesan berantai yang telah dikirim berkali-kali tentang bahayanya minuman Coca Cola dan minuman bersoda lainnya. Berikut sebagian isi pesan itu.
Di Tiongkok, Coca-Cola akan dijual sebagai pembersih limbah, bukan diminum. Minuman ringan Coca-Cola yang diproduksi oleh The Coca-Cola Company Amerika Serikat akan dipindahkan ke kategori "pembersih limbah" berdasarkan keputusan Komisi Kualitas Makanan dan Minuman Pemerintah Pusat Tiongkok.
Coca-Cola dan minuman sejenis, sekarang diklasifikasikan sebagai cairan sanitasi yang direkomendasikan untuk membersihkan pipa...
Keputusan tegas tersebut didorong oleh penelitian ilmiah terhadap kandungan minuman tersebut dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Lebih dari 500 tahanan dipilih untuk eksperimen dan penelitian di penjara Tiongkok. Mereka disuruh minum Coca-Cola tiga kali sehari selama enam bulan. Eksperimen tersebut pada akhirnya mengakibatkan 75 kematian dan 150 infeksi. Yang lainnya adalah penyandang cacat, dan sisanya menderita penyakit kronis yang semakin parah dan gangguan kesehatan dengan tingkat yang berbeda-beda…
Berdasarkan data tersebut, pihak berwenang mengambil kesimpulan tentang bahaya minuman ringan Coca-Cola dan sejenisnya bagi kehidupan dan kesehatan manusia. Sehingga diambil keputusan untuk segera menarik Coca-Cola dari semua toko kelontong di Tiongkok CNY…
Pada saat yang sama, sifat positif cairan yg terkandung di dalamnya Coca-Cola juga dicatat. Terutama efektifitasnya untuk membersihkan karat, plak pada sistem perpipaan dan kerak kamar mandi.
Terbukti secara percobaan, Coca-Cola dapat sebagai pembersih yang efektif pada kerak kamar mandi, saluran air dapur dan toilet...
Di Turki, untuk pertama kalinya di dunia, persidangan dimulai terhadap American Coca-Cola Company atas klaim bahwa ramuan minuman tersebut dapat menyebabkan infeksi parah paru-paru, hati, tiroid, dan menimbulkan leukemia...
Di India, Mahkamah Agung melarang distribusi minuman Coca-Cola karena risiko kesehatannya…
Latvia melarang distribusi Coca-Cola dan Pepsi di sekolah dasar.
Sementara di sekolah Inggris dan Ukraina melarang mengkonsumsi Coca-Cola, dan minuman sejenis…
Tim cek fakta riauterkini mencoba menelusuri informasi dalam pesan itu. Di mesin pencari google tidak ditemukan berita tentang Tiongkok yang melarang peredaran Coca Cola sebagai minuman.
Terkait Coca Cola dikatakan dapat menimbulkan leukemia, terbantah dengan artikel di situs Alodoc yang menebutkan bahwa Penyebab dan faktor risiko leukemia masih belum pasti mengapa seseorang mengembangkan kanker darah dan mengapa sumsum tulang belakang memproduksi leukosit secara berlebihan.
Namun, para ahli kesehatan memiliki hipotesis bahwa mutasi DNA pada leukosit dapat menyebabkan perubahan perilaku pada sel-sel tersebut.
Berita tentang Turki yang untuk pertama kalinya di dunia, memulai persidangan terhadap American Coca-Cola Company atas klaim bahwa ramuan minuman tersebut dapat menyebabkan infeksi parah paru-paru, hati, tiroid, dan menimbulkan leukemia, tidak ditemukan sama sekali.
Berita tentang Latvia melarang distribusi Coca-Cola dan Pepsi di sekolah dasar juga tidak muncul sama sekali.
Demikian pula berita tentang pelarangan konsumsi Coca Cola di sekolah-sekolah di Inggris dan Ukraina, tidak ditemukan.
Selain itu Kominfo juga dengan tegas mengatakan bahwa informasi tentang Coca Cola itu adalah hoaks. Tak hanya Kominfo, banyak lagi media-media mainstream yang mengecek fakta pesan tersebut dan hasilnya sama, pesan itu berisi informasi hoaks.
Uniknya, pesan Hoaks sejenis terkait Coca Cola ternyata telah beredar sejak 2006. Terus beredar dari satu grup ke grup yang lainnya, hingga delapan tahun ke depan.
Kesimpulan: Coca dilarang dikonsumsi di Tiongkok adalah hoaks.***(red)
Referensi:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/21879/hoaks-peringatan-minuman-beracun-coca-cola/0/laporan_isu_hoaks
https://news.detik.com/berita/d-653344/isu-pestisida-coca-cola-dilarang-di-india