Riauterkini - TELUKKUANTAN - Pacu Jalur semakin viral dan menjadi sorotan dunia luar. Ratusan akun tiktok, instagram dan facebook berseliweran memposting pacu jalur melalui tren "Aura Farming". Postingan-postingan yang menunjukkan bermacan gerakan si "Tukang Tari", salah satu elemen penting dari pacu jalur.
Tukang Tari dengan bermacam gerakkannya benar-benar menghipnotis warga dunia. Amerika, India, Kolombia, Turki, Inggris, Prancis dan netizen dari negara lain ikut memposting tren "Aura Farming". Bahkan akun Tiktok PSG Klub Sepakbola dari Prancis yang juga merupakan Juara Liga Champions 2025 turut memposting tren tersebut dan mencapai jutaan tayangan.
"Beberapa tahun lalu kita sempat dibuat bangga karena "Tukang Tari" juga menjadi sorotan nasional yang mengantarkan Tukang Tari Rajo Bujang tampil di TV nasional. Ini membuktikan kalau keunikan "Tukang Tari" adalah daya tarik terbesar dari Pacu Jalur oleh mata dunia," ujar Zuhadi Kumpai, pecinta Budaya Pacu Jalur, Rabu (2/7/2025) sore.
Dibalik viralnya tukang tari kata Zulhadi, ada yang perlu menjadi konsern bersama.
Dalam beberapa tahun terakhir sudah terlalu melazimkan terjunnya si tukang tari dengan berbagai alasan.
"Jalur kini kenek-kenek (kecil). Jalur kini olahrahga lai ndak budaya. Kami nak monang bukan untuak pamer tukang tari," ucapnya dengan bahasa daerah.
Alasan-alasan diatas, katanya adalah argumen yang sering dibahas ketika ada yang mempertanyakan pentingnya keberadaan Tukang Tari pada sebuah Jalur.
Anggapan diatas adalah suatu bentuk mulai terkikisnya makna Pacu Jalur sebagai sebuah olahraga tradisional sekaligus menjadi budaya di Kabupaten Kuantan Singingi. Tukang Tari adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pacu Jalur selama ratusan tahun.
Viralnya Pacu Jalur melalui Tukang Tari harus mendapatkan perhatian khusus oleh Disbudpar dan Panitia Even Pacu Jalur Nasional 2025 di Tepian Narosa nantinya. Mengemas "Tukang Tari" ini jadi nilai jual untuk menarik wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Ini tentu akan berdampak positif terhadap industri perhotelan, kuliner dan UMKM di Kabupaten Kuantan Singingi.
Disbudpar dan Panitia selayaknya membuat aturan Jalur-jalur yang berpartisipasi nanti harus ada tukang tari mulai dari pancang start sampai pancang finish.
Panitia harus menemukan formula untuk meminimalisir terjunnya si tukang tari saat jalur berpacu atau bahkan semua jalur berpacu sampai finish utuh dengan Tukang Tari. Sanksi bisa menjadi sebuah piliham.
Dalam 10 tahun terakhir hanya ada 3 jalur yang keluar sebagai juara di tepian narosa yang keberadaan tukang tari di Jalur sampai finish. Tuah Kalajengking Muda Indragiri 2015, Tuah Keramat Sialang Soko 2022 dan Tuah Keramat Bukit Embun.
Ketiganya adalah jalur dari Kabupaten Inhu. Bukan dari Jalur-jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi yang menjadi tempat dan lahirnya Tradisi Pacu Jalur.*** (Jok)