Riauterkini - PEKANBARU - Retha, salah satu sales agen travel di Bali harus menanggung beban tagihan sebesar Rp200 juta. Penyebabnya karena pembatalan oleh pihak sekretariat untuk perjalanan dinas anggota DPRD Siak ke pulau dewata tersebut.
Jumlah Rp200 juta itu sendiri dihitung berdasarkan angka refund yang sebelumnya sudah terpesan. Mulai dari hotel, transfortasi serta paket wisata selama di Bali.
Retha menceritakan, pemesanan hotel, bus termasuk travel perjalanan wisata sudah dilaksanakan sesuai pesanan. Kegiatan perjalanan dinas terhitung 28 Juli hingga 2 Agustus 2025. Permintaan itu langsung disampaikan oleh salah satu pegawai di Sekretariat DPRD Siak bernama Wahyu Soeharrianto.
"Kami sudah mempersiapkan semuanya sesuai dengan pesanan pak Wahyu. Pesanan disampaikan seminggu sebelum agenda perjalanan. Tiba-tiba H-1 dibatalkan. Sedangkan semua sudah disiapkan," kata Retha, Sabtu (1/8/25).
Khusus untuk hotel, Retha mengaku sudah memesan sebanyak 60 kamar selama tiga hari di Hotel Arshika Sunset Road, Bali. Dari 60 kamar hotel tersebut, salah satunya diperuntukan untuk Ketua DPRD Siak Indra Gunawan beserta pimpinan lainya dan anggota DPRD Siak lainya sebanyak 40 orang.
Kemudian juga diperuntukan untuk petugas pendamping dari Sekretariat DPRD sebanyak 18 orang.
"Semua request yang diminta pak Wahyu sudah kami jalankan. Tiba-tiba jadi begini," ungkapnya.
Retha mengaku berupaya meminta penjelasan prihal pembatalan sepihak kepada Wahyu. Dari beberapa komunikasi melalui whatshapp tersebut Wahyu minta dicancel saja. Setelah disampaikan perihal tagihan, nomor kontak Retha justru diblokir.
"Cancel saja, itu katanya. Tanpa nemberi tahukan alasannya apa. Padahal kami sudah mengikuti semua kemauan beliau. Sekarang nomor saya diblokir," ungkap Retha.
Lebih lanjut, Rini mengaku saat ini bingung meminta pertanggujgjawaban kepada siapa. Pasalnya, sebagai agen travel yang membantu perjalanan dinas itu, pihak-pihak hotel, transfortasi, travel perjalan wisata meminta pertanggung jawaban kepadanya.
"Saya bingung sekarang kemana mau mengadu. Orang tua saya pun sekarang sakit," keluh Retha.
Sementara Wahyu Soeharrianto saat dikonfirmasi Riauterkini.com mengaku membantah semua tudingan agen travel tersebut. Menurutnya, dirinya tidak pernah membuat komiten prihal yang dialamatnya kepadanya.
"Pembatalan apa yang mereka maksud, itu semua kerjaan EO pihak ketiga dan bukan dari pihak manajemen hotelnya langsung, Kalau benar ada pemesanan pasti saya sudah tanda tangan dong," jawab Wahyu.
Lanjutnya Wahyu lagi, ada EO yang menghubunginya prihal di atas tanpa menyebut siapa identitasnya. Saat dikonfirmasi ke manajmen hotel. Tapi nama EO yang menghubunginya sudah diblack list dari manajmen hotel.
"EO dengan nama-nama yang menghubungi saya tiga hari terkahir sudah saya laporkan ke pihak manajemen hotel. Yang bersangkutan dan nama-nama mereka sudah masuk balck list hotel, karena sudah menjelek-jelekan nama hotel besar Bali mengancam orang yang tidak pernah berkomunikasi langsung dengannya," jelas Wahyu.
Saat ditanya nama Retha, yang mengaku sudah banyak membantu rencana agenda perjalanan dinas pimpinn dan anggota DPRD Siak tersebut, Wahyu mengaku tak mengenalinya.
"Saya tak kenal," ujar Wahyu.
Wahyu juga mempertanyakan dari mana beban kerugian Rp200 juta seperti yang diklaim agen travel. "Coba aja hubungi pihak hotel, apakah benar hotel merugi dan pihak ketiga menanggung kerugian sebesar Rp200 juta tersebut," ungkap Wahyu. ***(mok)