Riauterkini-PEKANBARU-Pameran Sawit Indonesia Expo dan Conference (SIEXPO) 2025 resmi dibuka hari ini di SKA Convention and Exhibition (SKA Co Ex), Pekanbaru, Riau, Kamis (07/08/25). Mengusung tema Inovasi dan Teknologi Produk Sawit Bernilai Tambah untuk Indonesia Emas 2045, event yang berlangsung tiga hari itupun ditargetkan bisa menggaet 10 ribu pengunjung.
Acara yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) ini dirangkaikan dengan Pekan UKMK Sawit Nusantara dan menjadi bagian dari rangkaian HUT ke 68 Provinsi Riau. Ketua Pelaksana SIEXPO 2025, Qayuum Amri, menjelaskan bahwa SIEXPO tahun ini mencerminkan komitmen kuat dalam mendukung program prioritas pemerintah, khususnya Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi dan meratakan kesejahteraan hingga ke daerah.
“Kami ingin SIEXPO 2025 menjadi ruang inklusif. Ini tahun ke 3 (event SIEXPO) di Pekanbaru. Melalui pameran dan event SIEXPO 2025 ini, kami pun ingin menjadi bagian HUT ke 68 Provinsi Riau. Selain itu, untuk seluruh pelaku UMKM yang turut serta meramaikan event ini, kami sama sekali tidak membebankan biaya sewa stand. Ini juga sebagai ikhtiar kami kepada seluruh UMKM lokal di Riau, agar bisa membesarkan (UMKM) yang kecil, memperkuat yang menengah dan mempertahankan serta meningkatkan UMKM yang besar. Target kami selama tiga hari dilaksanakan, pengunjung bisa mencapai 8 ribu sampai 10 ribu," tuturnya panjang lebar ketika menyampaikan sambutan.
Tahun ini, sambungnya, jumlah peserta pameran meningkat signifikan dengan 166 exhibitor dari 110 perusahaan, termasuk peserta dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, dan Eropa. Sementara itu, pelaku UMKM yang terlibat naik menjadi 20 peserta. Di hari pertama saja, kata Qayuum lagi, sekitar 2.500 pengunjung telah hadir dari berbagai latar belakang seperti petani, pelaku industri, koperasi, BUMN, akademisi, hingga mahasiswa. Penyelenggara menargetkan total pengunjung mencapai 10.000 orang dalam tiga hari ke depan.
Di lokasi yang sama, Menteri Koperasi dan UKM RI, Maman Abdurachman yang diwakili oleh Deputi Bidang Usaha Menengah, Bagus Rahman, menuturkan bahwa SIEXPO merupakan momentum strategis untuk memperkuat hilirisasi sawit yang melibatkan petani dan pelaku UMKM.
"Sejak 2022 saya sudah terlibat di acara ini, dan tahun ini jadi momentum penting bagi kami. Presiden ingin koperasi dan UKM lebih fokus, dan ini adalah bentuk nyata sinergi dari hulu ke hilir. UMKM jangan hanya disebut pelaku, tapi pengusaha, karena mereka punya kemampuan entrepreneurship yang sama," ucap Bagus.
Menurutnya, sektor pertanian dan perkebunan, termasuk kelapa sawit, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yakni mencapai 40,7 juta orang. Oleh karena itu, Kementerian UKM yang baru berdiri selama 10 bulan ini sangat serius mendukung acara seperti SIEXPO. Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas sawit dan penguatan nilai tambah melalui ekspor produk hilir.
"Luas kebun kita besar, tapi produktivitas masih bisa ditingkatkan. Nilai tambah produk hilir jauh lebih tinggi dibanding ekspor mentah. Kementerian juga ditugaskan mengawasi ekspor, jadi kami punya peran besar dalam memastikan hilirisasi berjalan optimal," sebutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Dr Syahrial Abdi menyebutkan bahwa sektor sawit menjadi motor utama ekonomi daerah. Provinsi Riau tercatat memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia, dengan total luas mencapai ±3,4 juta hektare, dan menyumbang sekitar 20 persen produksi CPO nasional. Kontribusi sektor pertanian dan perkebunan kelapa sawit terhadap PDRB Riau mencapai 27,84 persen, hanya selisih sedikit dari sektor industri pengolahan yang sebesar 29,29 persen.
"Dengan potensi yang ada, kita semua harus optimis bahwa target produksi CPO nasional sebesar 100 juta ton per tahun untuk mendukung Indonesia Emas 2045 bukan sekadar angan," tegasnya.
Sementara, Ketua Umum APKASINDO dan Dewan Pengarah SIEXPO 2025, Dr Gulat Medali Emas Manurung, menyoroti pentingnya kolaborasi di tengah tantangan industri sawit global.
"Di saat dunia sawit menghadapi tantangan, kita tetap eksis. Dunia menikmati sawit, dan sawit adalah kita. SIEXPO adalah semangat baru bagi seluruh stakeholder yang ada," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Gulat bahkan tak lupa pula mengapresiasi Bupati Rokan Hilir, H Bistamam yang telah menjadi teladan petani sawit nasional, serta peran penting Bursa CPO Indonesia (ICDX) yang telah membantu mengangkat harga TBS petani dari Rp3.400,-menjadi Rp3.450,- per kilogram.
Menariknya, sambung Gulat, SIEXPO 2025 menjadi pameran hybrid pertama dalam sejarah penyelenggaraannya, dengan kombinasi offline dan online demi menjangkau audiens yang lebih luas. Panitia juga memutuskan untuk kembali memberikan akses gratis bagi UMKM dan kampus, meski harga stand pameran bernilai puluhan juta rupiah.
"Inilah cara kita merangkul, bukan memisahkan. Kami harap ke depan lebih banyak kampus di Riau yang bermitra dengan BPDPKS melalui program penguatan SDM sawit," singkatnya.
SIEXPO 2025 tak hanya menjadi ajang promosi produk sawit dan teknologi pendukung, namun juga panggung penting untuk memperkuat ekosistem sawit berkelanjutan yang berbasis kolaborasi, inovasi dan pemberdayaan dari hulu hingga hilir. Sawit Indonesia Expo 2025 akan berlangsung selama tiga hari penuh dengan berbagai agenda strategis, termasuk seminar nasional, business matching, pelatihan digitalisasi UMKM, hingga pertunjukan budaya daerah.***(gas)