Riauterkini - PEKANBARU - Upacara Hari Lahir Pancasila jadi momentum bagi Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid dan SF Hariyanto sebagai wakilnya tampil bersama lagi.
Pada acara peringatan Hari Lahir Pancasila hari ini, Senin (2/6/25) tampak keduanya terlihat akrab. Gubri Wahid bahkan dengan sumringah menyalami SF Hariyanto. Keduanya pun saling lempar senyuman.
Para pejabat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menyaksikan momen ini. Jabat tangan dua pemimpin Riau ini pun seakan mengkaburkan anggapan publik belakangan ini, adanya hubungan yang disharmoni. Tak itu saja, keduanya juga tak tampak canggung saat duduk berdekatan di podium acara.
Pasangan ini terakhir kali tampil bersama di Balai Serindit Gedung Daerah, pada Rabu 19 Maret 2025 lalu. Pada acara pisah sambut Kapolda Riau antara Irjen Pol Muhammad Iqbal kepada pejabat baru Irjen Pol Hery Heriyawan tersebut, keduanya hadir bersama. Wahid menyebut, baik Kapolda yang lama dan baru termasuk Wagubri SF Hariyanto sebagai sebutan abang, saat itu.
Terkait Hari Lahir Pancasila, Gubri Wahid hadir sebagai pembina upacara. Pada kesempatan ini Wahid mengajak masyarakat, khususnya masyarakat Provinsi Riau untuk memperkokoh dan memperkuat ideologi tersebut di dalam diri masing-masing. Baginya, Pancasila adalah sebuah pedoman hidup yang bisa mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
"Pancasila adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bangsa, serta bintang penuntun dalam wujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," kata Wahid.
Selain itu Wahid juga menyampaikan bahwa, ideologi dan nilai yang ada di dalam pancasila harus mewarnai setiap sendi kehidupan. Nilai tersebut antara lain adalah nilai ketuhanan, persatuan, gotong royong, keadilan, serta kerakyatan.
Perubahan situasi budaya, ekonomi, pembangunan negara, dan segala hal lainnya dikatakan Gubri akan mengubah Pancasila juga. Namun perubahan itu harus terjadi tanpa menggerus nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
"Nilai-nilai gotong royong, ketuhanan, keadilan, persatuan, kerakyatan, hal ini adalah dasar pondasi kita. Nilai ini tidak boleh tergerus meski terjadi perubahan situasi baik ekonomi, digitial, dan segala macamnya, nilainya tidak boleh tergerus," tegasnya.
Dalam memperkokoh ideologi tersebut, Gubri mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk merenungkan kembali untuk mengingat bahwa Panxasila adalah rumah besar bagi keberagaman di Indonesia. Ada lebih dari 200 jiwa dengan latar belakang suku, ras, agama, dan bahasa yang berbeda disatukan oleh Pancasila.
"Dalam Pancasila kita belajar bahwa kebhinekaan bukanlah alasan terpecahnya kekuatan untuk bersatu, tapi dari sila pertama sampai lima terkandung leinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong royong dan memberikan penghormatan pada martabat manusia," ungkapny. ***(mok)