Riauterkini - TELUKKUANTAN - Budaya Pacu Jalur Kuantan Singingi, saat ini sudah memasuki usia 120 tahun sejak pertama kali dilombakan mulai pada tahun 1905. Seiring perjalanannya budaya kebanggaan masyarakat Kuansing kini telah menarik perhatian dunia.
Perhatian ini tak terlepas dari peran serta para konten kreator yang menyajikan tangkapan video saat perlombaan belangsung, hingga aksi "Togak Luan" Dikha (penari haluan) menarik perhatian dunia di berbagai belahan benua baik Amerikan maupun Eropa.
Viralnya aksi Togak Luan, juga sampai ke telinga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fadli Zon, ia pun mengundang Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, dalam taklimat media bertajuk Temu Media Tradisi Pacu Jalur, dalam rangka memperkuat pemahaman publik terhadap promosi kekayaan budaya nasional, Rabu (9/7/2025) di Jakarta.
Dalam giat taklimat media yang digelar di Gedung A lantai 2, Kementerian Kebudayaan ini, hadir langsung Bupati Kuansing, Dr. H. Suhardiman Amby, MM Kadis Pariwisata Azhar Ali, serta Dikha, togak luan Pacu Jalur yang viral lewat medsos tiktok dan instagram.
Fadli Zon, mengapresiasi apa yang telah dilaksanakan pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, berupa Pacu Jalur yang telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia sejak tahun 2015.
Pacu Jalur tercatat sebagai WBTb Indonesia berdasarkan SK Penetapan nomor 186/M/2015 berasal dari Provinsi Riau. Penetapan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum dan pengakuan nasional terhadap budaya lokal.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menegaskan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia yang harus dipromosikan ke dunia. Saat ini menurutnya sudah menarik perharian publik baik nasional maupun internasional.
Fadli Zon, berkomitmen Kementerian Kebudayaan akan berupaya untuk memperjuangkan Pacu Jalur sebagai WBTb dunia.
"Meskipun antrian cukup banyak, namun akan kita perjuangkan dan kita buatkan kajian, naskah akademik, serta dossier. Dengan informasi yang ada akan lebih mudah untuk kita daftarkan," katanya optimis.
Bupati Kuansing, kesempatan ini menyampaikan terimakasihnya kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang telah memberi ruang untuk menyampaikan secara langsung budaya Riau, milik Kuansing, yang telah berusia ratusan tahun.
Perjalanan Pacu Jalur kata Bupati dari masa ke masa, telah berlangsung ratusan tahun, saat ini telah mencapai usia 120 tahun dan pertama kali diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda tahun 1905.
Bupati menyebutkan, awalnya jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi kebutuhan sehari-hari, kemudian tradisi ini berkembang menjadi perlombaan perahu yang dipersembahkan untuk Ratu Wilhelmina setiap tahunnya pada 31 Agustus.
Setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur berubah fungsi menjadi ajang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang rutin diselenggarakan setiap bulan Agustus dan kini menjadi agenda nasional.*** (Jok)