Riauterkini - PEKABARU - Direktur PT Muhammad Suhandi sebut, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang baru saja dipimpinya sedang dalam menghadapi "sakratul maut".

Peliknya berbagai persolan yang membelit perusahaan berplat merah itu menjadi penyebab. Secara rinci, Suhandi tak merincikan sepelik apa masalah yang membelit.

"Kondisi PT PIR hari ini pak sedang dalam kondiai sakratul maut," kata Suhandi, saat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPRD Riau, Rabu (17/9/25).

Suhadi sempat menyinggung persoalan berkaitan dengan kebijakan dan keuangan. Menurutny agar PT PIR tetap hidup perlu pembenahan serius. Karena itu, Suhandi pun mengharapkan dukungan dari berbagai pihak termasuk DPRD Riau khususnya Komisi III yang membidangi badan usaha daerah.

Pernyataan Suhandi soal PT PIR dalam kondisi sakratul maut rupanya justru membuat anggota Komisi III DPRD Riau Abdulah tak senang. Menurutnya, sakratul maut lebih identik mendekati kematian.

Menurut Abdulah lagi, jika memang kondisi perusahaan tak mungkin bisa lagi bangkit lagi untuk apa diurus. Kalau pun konteksnya candaan, tapi ini ada hal serius berkaitan keuangan perusahaan yang diambil dari uang rakyat.

"Kalau memang tak bisa diselamatkan untuk apa diurus lagi. Tutup sajalah," kata Abdulah.

Abdulah pun meminta, kepempinan Suhandi di PT PIR yang telah ditunjuk sejak 21 Agustus 2025 lalu agar seoptimal mungkin mengangkat perusahaan dari kondisi saat ini.

Abdulah mengakui, PT PIR Sarah satu BUMD yang sampai hari ini belum bisa tumbuh besar seperti diharapkan. Pada hal suntikan dana kepada BUMD ini tak kurang dari Rp124 miliar.

"Dana yang sudah diberikan Rp124 miliar. Tapi uang rakyat yang baru kembali baru Rp22 miliar," ungkap Abdulah.

RDP komisi III DPRD Riau dan BUMD ini dipimpin open Edi Basri. Kemudian Wakil Ketua Misliadi, Eva Yuliana selaku Sekretaris Komisi serta sejumlah anggota komisi lainya seperti Imustiar, Abdulah, Syofyan serta Diski. ***(mok)