Riauterkini-BENGKALIS- Masyarakat Pulau Bengkalis mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dalam beberapa hari terakhir. BBM subsidi yang biasanya mudah didapat, kini terkesan “menghilang” dan memicu antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Pantauan di lapangan, Kamis (18/12/25) petang, ratusan kendaraan roda dua tampak mengular di sejumlah SPBU Kompak di Pulau Bengkalis. Tidak hanya di SPBU, kondisi serupa juga terjadi di kios-kios pengecer BBM yang sebagian besar terpaksa tutup karena kehabisan stok.

Kelangkaan ini disebut telah berlangsung sekitar lima hari terakhir. Warga bahkan rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan Pertalite, bahkan sejak sebelum SPBU resmi dibuka.

“Beberapa hari ini memang susah dapat minyak, Bang. Kios-kios yang biasanya jual juga tutup semua. Kalau mau dapat BBM, harus antre lama di SPBU,” ujar Wanto, salah seorang warga Bengkalis.

Sulitnya memperoleh BBM ini berdampak langsung pada aktivitas masyarakat, terutama pengguna sepeda motor yang bergantung pada Pertalite untuk keperluan sehari-hari, termasuk bekerja dan berusaha.

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdag) Kabupaten Bengkalis, Zulpan, menegaskan bahwa BBM subsidi di Pulau Bengkalis sebenarnya tidak mengalami kelangkaan.

Menurutnya, kondisi tersebut disebabkan oleh keterlambatan pasokan akibat terkendala distribusi melalui jalur laut.

“BBM subsidi tidak langka dan pasokannya tidak dikurangi. Namun memang terjadi keterlambatan distribusi dari daratan ke Pulau Bengkalis karena kendala sarana distribusi jalur laut, sehingga pasokan belum normal seperti biasanya,” jelas Zulpan.

Masyarakat berharap pemerintah dan pihak terkait dapat segera mengatasi persoalan distribusi ini, mengingat Pulau Bengkalis sangat bergantung pada pasokan BBM melalui transportasi penyeberangan laut.***(dik)