Riauterkini - PEKANBARU - Masih ingat video viral cekcok mulut antara Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Hairunas Rajab dan sejumlah dosen beberapa waktu lalu.
Hari ini, Selasa (19/9/23) didi Hotel Royal Asnop, tujuh dosen UIN Suska memberikan klarifikasi bantahan. Ketujuh dosen tersebut adalah Iskandar Amel, Irwanda, Rony Riansyah, M Nuh, Alimudin, Rado Yendra. Para dosen mengatakan narasi yang diumbar termasuk potongan video yang beredar dipublik tidak sesuai fakta sesungguhnya.
"Itu fitnah besar. Potongan video itu sengaja disebar Hairunas dengan narasi yang dibuatnya tanpa melihat keseluruhan. Ada juga pernyataan yang kami sendiri tidak berbuat, tapi disampaikannya ke publik. Seakan dia yang mulia, kami yang zholim," kata salah seorang dosen UIN Suska, Rony Riansyah pada pertemuan itu.
Menurut Rony, potongan video sengaja disebar ke masyarakat untuk memberikan stigma negatif terhadap para dosen yang diantaranya telah melaporkan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Hairunas secara berjamaah. Seperti dugaan korupsi remunerasi, horarium ilegal, belanja fiktif, pengadaan barang dan jasa di UIN Suska.
Ada pun salah satu pernyataan yang dibantah Rony dalam video sempat menghebohkan saat terjadi di ruang rektor pada Sabtu (9/9/23) lalu, ketika rektor mengaku dliudahi oleh dosen Rony. Pengakuan rektor yang menyebabkan akibat ludah tersebut wajah serta bagian mata, rambut berlumuran air liur merupakan kebohongan besar yang tidak bisa ditolerir.
"Kami ini dosen, bagaimana mungkin kami berprilaku tak bertetika. Kami disebut meludahi wajah hingga berlumuran sampai rambut dan mata. Tapi kalau cekcok mulut benar. Itu pun kami melakukannya bukan tanpa sebab," ungkap Rony.
Pernyataan rektor yang menyebutkan bahwa para dosen menerobos masuk ruangan rektor, kemudian berusaha memukulnya rektor juga dibantah Rony. Apalagi pengakuan rektor lainnya yang dinarasikan ketika hendak dipukul lalu mengelak benar-benar didramatisir oleh rektor.
"Katanya karena tidak berhasil memukulnya karena ia mengelak, kemudian saya meludahinya. Dibilang lagi menerobos, masuk ke ruangan rektor itu pakai kode akses. Itukan fitnah," jelas Rony.
Pada pertemuan dalam video yang viral itu, Rony mengakui setelah memasuki ruangan rektor, dirinya memang dugaan gratifikasi ratusan juta dari pengadaan internet kampus dan tindakan sewenang-wenangnya tidak mau membayar uang remunerasi oleh rektor. Bahkan terjadi cekcok mulut karena tak mendapatkan jawaban oleh rektor.
"Saat nada suara saya meninggi dan memintanya untuk membuktikan fitnahnya kepada saya, lalu tiba-tiba Khairunnas Rajab menyerang, menyerudukan kepalanya kepada saya sambil berkata, pukul pukul lah," sebanyak tiga kali," jelaa Rony.
"Persis ketika Hairunnas menyeruduk saya ketiga kalinya, saya spontan berdiri dan tetap terhalangi badan komandan satpam. Tiba-tiba Khairunnas Rajab berdiri menjauh dan berteriak, Ludah! Ludah! Sambil mengambil foto selfie keningnya sendiri lalu Hairunas meminta satpam untuk turut mengambil foto keningnya," lanjut Rony agi.
Menurut Rony jika benar dirinya menyerang dan meludahi Hairunas, maka yang paling terdampak terkena ludahan itu komandan satpam yang berdiri tepat diantara dirinya dan Hairunas.
Rony juga mengakui, karena merasa ada sandiwara yang sedang diperagakan Hairunas, dirinya pun terpancing amarag. Hingga mengeluarkan kata umpatan kepada rektor.
"Pada mulanya saya terkejut dan terdiam beberapa saat, bingung dengan rekayasa ludahnya itu. Menyadari rekayasanya itu, kemudian saya marah, seingat saya, saya berteriak: Woi! Fitnah kau, ya," ungkap Rony. ***(mok)