Riauterkini-PEKANBARU-Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Asep Riyadi didampingi Ketua Tim Fungsi Statistik Distribusi BPS Provinsi Riau, Fitri, Selasa (3/10/24) mengatakan pada September 2023, gabungan tiga kota di Provinsi Riau mengalami inflasi Year On Year (September 2022 - September 2023) sebesar 1,96 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,91, secara bulan ke bulan juga mengalami inflasi sebesar 0,35 persen.
Menurutnya, dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi y-on-y yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 1,82 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,34 persen, Kota Dumai sebesar 2,77 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,52 persen dan Kota Tembilahan sebesar 1,45 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,09 persen.
"Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," terangnya.
Naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, sambungnya yaitu kelompok transportasi sebesar 3,32 persen, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,03 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,64 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,33 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,31 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,26 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,10 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,74 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,65 persen.
"Sedangkan dua kelompok lainnya mengalami deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,57 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen," rincinya.
Sementara itu, Fitri menambahkan Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada September 2023, antara lain: beras, rokok kretek filter, mobil, kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan, kentang, tomat, minyak goreng, bensin dan lain sebagainya
"Sementara secara m-to-m komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada September 2023, antara lain: beras, bensin, cabai merah, rokok kretek filter, dll. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain bawang merah, telur ayam ras, ayam hidup, wortel, daging ayam ras, minyak goreng, daun bawang, dan lain sebagainya," urainya.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, seluruh kota mengalami inflasi y-on-y, dengan inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 5,03 persen, diikuti oleh Kota Sibolga sebesar 3,40 persen dan Kota Dumai sebesar 2,77 persen. Sedangkan inflasi y-on-y terendah terjadi di Kota bungo sebesar 1,17 persen. Berdasarkan urutan inflasi y-on-y kota-kota di Sumatera, kota-kota di Provinsi Riau berturutturut yaitu: Dumai urutan ke-3, Pekanbaru urutan ke-19 dan Tembilahan urutan ke-22.*(H-we)