Riauterkini - PEKANBARU - H. Markarius Anwar, S.T., M.Arch., atau yang lebih dikenal dengan sapaan akrab "Pak Eka," adalah sosok yang tak asing lagi di kancah politik Riau. Berasal dari Provinsi Sumatera Barat, Pak Eka telah menempuh perjalanan panjang dan berliku dari dunia akademis hingga politik. Lahir di tanah Minang, ia membawa semangat rantau yang tak pernah padam dalam dirinya, membuktikan bahwa di manapun ia berada, dedikasi terhadap pembangunan dan masyarakat adalah prioritasnya.
Pak Eka memulai kiprah akademisnya dengan menempuh pendidikan di Fakultas Teknik, yang kemudian membawanya menjadi dosen di Universitas Lancang Kuning, Riau. Keahlian di bidang teknik, khususnya perencanaan kota, membuatnya dipercaya sebagai konsultan tata kota di beberapa kabupaten di Provinsi Riau. Pengalaman ini semakin memperdalam wawasannya dalam membangun wilayah, bukan hanya secara fisik, tetapi juga merancang tata kelola yang berkelanjutan.
Setelah menyelesaikan pendidikan pascasarjana di University Teknologi Malaysia (UTM) dengan gelar Master of Architecture (M.Arch.) di bidang Urban Design, Pak Eka semakin mantap dalam dunia konsultan. Ia terlibat dalam berbagai proyek strategis yang membentuk wajah perkotaan di beberapa wilayah Riau. Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa pembangunan tidak hanya memerlukan rancangan teknis, tetapi juga keberpihakan kebijakan yang kuat.
Peralihan dari dunia teknik ke politik terjadi di tahun 2009, ketika ia memutuskan untuk terjun sebagai calon legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dengan keberanian dan idealisme yang telah diasah sejak menjadi aktivis kampus, Pak Eka pertama kali terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pelalawan. Bagi Pak Eka, politik bukanlah soal kekuasaan, tetapi sarana pengabdian yang lebih luas. Ia melihat posisinya sebagai wakil rakyat sebagai ladang amal untuk memberikan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Sebagai anggota DPRD Pelalawan, ia menjadi sosok yang selalu hadir ketika masyarakat menghadapi kesulitan. Salah satu langkah konkret yang paling diingat publik adalah peran aktifnya dalam penanganan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan di Riau. Pak Eka dengan sigap mendirikan posko penanganan korban asap dan menyediakan mobil ambulans gratis untuk membantu warga yang terdampak. Kepedulian seperti inilah yang membuatnya dicintai masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah-daerah terpencil yang sulit terjangkau bantuan pemerintah.
Kepercayaan masyarakat terhadap Pak Eka semakin kuat, terbukti dari keberhasilannya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Riau pada Pemilu 2014. Mewakili daerah pemilihan Kabupaten Siak dan Pelalawan, ia melanjutkan kiprahnya dalam melayani masyarakat dengan penuh integritas. Terpilih kembali pada Pemilu 2019, Pak Eka semakin mengokohkan dirinya sebagai salah satu politisi yang paling berpengaruh di Riau. Di DPRD Provinsi Riau, ia diamanahi menjadi Ketua Fraksi PKS dan juga Ketua Komisi III yang membawahi bidang keuangan, ekonomi, dan pembangunan.
Sebagai Ketua Komisi III, Pak Eka memainkan peran penting dalam mengawasi alokasi anggaran dan kebijakan pembangunan di Riau. Di bawah kepemimpinannya, Komisi III berhasil memperjuangkan berbagai program pembangunan infrastruktur yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Jalan lingkungan, jembatan, serta akses layanan publik menjadi prioritas utamanya, sejalan dengan visinya untuk membangun Riau yang lebih maju dan merata.
Selain di dunia politik, Pak Eka juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan dan paguyuban. Ia adalah salah satu tokoh penting di Ikatan Keluarga Minangkabau Riau (IKMR), serta terlibat aktif di Ikatan Keluarga Tanah Datar (IKTD) dan Ikatan Keluarga Lintau Buo (IKLB). Melalui berbagai organisasi ini, Pak Eka terus mempererat silaturahmi antarwarga perantauan, serta mendukung berbagai kegiatan sosial dan budaya yang menjaga tradisi dan kekompakan masyarakat Minang di Riau.
Tidak hanya itu, Pak Eka juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap dunia pendidikan. Ia menjadi Pembina Yayasan Al-Ihsan Boarding School, salah satu lembaga pendidikan berbasis pesantren terkemuka di Riau. Melalui yayasan ini, Pak Eka turut berperan dalam mencetak generasi muda yang berakhlak mulia dan berkompeten, sejalan dengan visi pendidikannya yang mengutamakan moralitas dan intelektualitas.
Pada Pilkada Kota Pekanbaru 2024, H. Markarius Anwar didaulat oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk maju sebagai calon Wakil Wali Kota Pekanbaru, mendampingi H. Agung Nugroho, S.E., M.M., yang merupakan kandidat dari Partai Demokrat. Koalisi antara dua partai besar ini diyakini banyak pihak sebagai kekuatan yang solid untuk membawa perubahan signifikan di Kota Pekanbaru. Keduanya dianggap memiliki visi dan misi yang sejalan dalam membangun kota yang lebih baik.
Dalam kampanye politiknya, Pak Eka kerap menekankan bahwa jabatan publik adalah amanah untuk melayani masyarakat, bukan sekadar sarana mencari kekuasaan. Bagi dirinya, setiap langkah politik yang ia ambil adalah manifestasi dari ibadah kepada Allah SWT. "Jabatan itu hanyalah alat, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan jabatan tersebut untuk kebaikan dan kemaslahatan orang banyak," ujarnya dalam beberapa kesempatan.
Pak Eka dan H. Agung Nugroho datang dengan program-program yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mereka ingin membenahi infrastruktur perkotaan yang dinilai masih kurang memadai, memperluas lapangan kerja, serta memperkuat sektor UMKM di Pekanbaru. Selain itu, pasangan ini juga berkomitmen untuk memperbaiki layanan pendidikan dan kesehatan, dua sektor vital yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat.
Melalui pendekatan yang humanis dan program-program yang realistis, Pak Eka dan pasangannya optimis dapat meraih kepercayaan masyarakat Pekanbaru. Dengan latar belakang yang kuat di bidang tata kota, serta pengalaman panjang di dunia politik, Pak Eka yakin dapat membawa Pekanbaru ke arah yang lebih maju dan modern, tanpa melupakan nilai-nilai tradisional yang menjadi akar budaya masyarakat setempat.
Sebagai sosok yang berangkat dari dunia pendidikan dan teknik, Pak Eka percaya bahwa pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan pengalaman langsung di lapangan adalah kunci untuk menciptakan kebijakan yang tepat guna. Ia bertekad untuk terus melayani dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat, karena baginya, hidup adalah rangkaian pengabdian. ***(Dan)