riauterkini-PEKANBARU - Asia Pacific Rayon (RAPP), produsen viscose terintegrasi pertama di Asia, memiliki komitmen untuk mempromosikan kesejahteraan inklusif dengan salah satu program berupa pemberdayaan perempuan dan kaum muda, termasuk dalam sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Dalam upaya ini, APR menggelar pelatihan bisnis fashion, "Fashion Accelerator: Siap Menjadi Pengusaha Fashion", pada 30-31 Mei 2024, di Pekanbaru, Provinsi Riau. Pada pelatihan ini, para wanita pelaku usaha fashion di Riau dibekali keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk sukses di industri fashion yang semakin kompetitif.
Mereka adalah para local heroes binaan RAPP dan juga anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau.
Selama dua hari pelatihan, para peserta diberi serangkaian ilmu baru guna mempertajam skill bisnis mereka melalui program workshop, mentoring, showcasing, dan akhirnya pemilihan peserta terbaik.
Dalam Program Fashion Accelerator ini, RAPP yang pusat operasionalnya berada di Pangkalan Kerinci, Riau, menghadirkan praktisi di bidang fashion yang telah memiliki sederet pengalaman, salah satunya adalah Melinda Babyana, dari The Bespoke Fashion (TBF) Consultant, yang pernah dipercaya menjadi CEO sebuah industri fashion dan mengelola tiga brand lokal.
Peserta Fashion Accelerator, mendapat keterampilan bisnis yang dibutuhkan untuk memperkuat usaha mereka di sektor UMKM. Program yang juga bekerjasama dengan Akademi Femina ini, tidak hanya mengajarkan teknik produksi, tetapi juga strategi bisnis, pengelolaan keuangan, pemasaran, hingga manajemen stok, sehingga usaha mereka bisa tumbuh berkelanjutan serta mampu menembus pasar nasional hingga internasional. Upaya ini juga diharapkan bisa sekaligus menjaga kelestarian produk lokal, seperti tenun dan batik dengan menggunakan bahan dari alam Indonesia.
“Fashion Accelerator adalah salah satu inisiatif kami untuk mendukung visi pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia. Kegiatan ini khusus untuk mitra binaan APR dan anggota API Riau, dengan pembicara-pembicara ahli yang memiliki pengalaman dalam membangun brand fashion hingga tetap bertahan dan berkembang di industri ini,” ujar Head of Corporate Affairs RAPP, Djarot Handoko.
Para peserta program ini adalah para pengrajin lokal dengan visi yang selaras dengan APR2030 untuk menjadikan Riau sebagai pusat tekstil nasional serta memberdayakan UMKM dalam industri fashion di Indonesia, khususnya Riau.
Di akhir pelatihan, dilakukan pemilihan 12 peserta terbaik yang kemudian mendapatkan kesempatan untuk tampil di ajang bergengsi, Indonesia Womenpreneur Conference (IWC) 2024, yang digelar di Jakarta pada 31 Agustus 2024. Para peserta terpilih diantaranya Batik Bono, Batik Nagori, Batik Lebah, Batik Yus Pelalawan, Tenun Sri Kemuning, dan lainnya. IWC 2024 tak hanya menjadi ajang eksposisi karya mereka, tetapi juga membuka peluang belajar lebih lanjut melalui berbagai kelas yang disediakan selama konferensi berlangsung.
IWC sendiri dikenal sebagai platform strategis bagi pelaku bisnis perempuan untuk meningkatkan potensi dan kapasitas usaha mereka di era modern. Tahun ini, IWC menghadirkan sejumlah tokoh ternama dan pakar industri sebagai pembicara, seperti Atya Sardadi, Chief Marketing Officer Artkea, Sally Giovanny, Founder Batik Trusmi, Poppy Ismalina, Senior Advisor Women's Economic Empowerment, UN Women Indonesia, dan Wita Krisanti, Executive Director IBCWE, yang berbagi pengetahuan dan pengalaman berharga.
Peserta Fashion Accelerator yang terpilih hadir dalam konferensi ini mendapat pengalaman berharga yang akan sangat mendukung dalam mengembangkan bisnis fashion mereka.
Hal menarik lainnya, dalam acara ini, tiga Business Plan Terbaik saat program Fashion Accelerator juga diumumkan. Dina Sepnita, pemilik Tenun Siak Sri Kemuning, dinobatkan sebagai pemilik business plan terbaik I. Disusul oleh Yusmaini dari Batik Yus Pelalawan, sebagai terbaik 2, dan Rika Guslaili, pemilik Laili Imra, sebagai terbaik 3.
Penilaian didasarkan pada sejumlah kriteria, antara lain desain produk, latar belakang usaha, kualitas business plan, kemampuan presentasi, dan aspek-aspek usaha lainnya, seperti pemasaran, operasional, sumber daya manusia, keuangan, serta potensi pasar. Tiga business plan terbaik tersebut merupakan hasil dari penilaian Petty Fatimah, Chief Brand Officer Akademi Femina, serta Istafiana Candarini, pendiri brand modest fashion Kami.
Dina Sepnita, pemilik Tenun Siak Sri Kemuning, peraih Terbaik 1 Business Plan Terbaik, mengungkapkan rasa harunya atas penghargaan yang diraih dalam Fashion Accelerator.
“Saya sangat bersyukur dan tidak menyangka bisa terpilih. Ilmu yang didapat dari Fashion Accelerator akan saya aplikasikan untuk mengembangkan usaha tenun Siak ini, serta menginspirasi teman-teman pengrajin lain agar UMKM di Riau bisa semakin maju,” ungkapnya penuh antusias.
Selain penghargaan, para pemenang juga telah mendapat berbagai manfaat, mulai dari sertifikat resmi dari Akademi Femina, kesempatan menampilkan produk di IWC, hingga peluang membangun relasi dengan wanita wirausaha lainnya serta mengikuti kelas-kelas inspiratif di konferensi.***(rls)