Riauterkini-PEKANBARU-Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar kegiatan Pemantapan Ideologi Muhammadiyah bagi Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa). Kegiatan yang selenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan Umri tersebut dilaksanakan selama dua hari, 6-7 Februari 2025 di Auditorium Kampus Umri Jalan Taunku Tambusai.
Acara Pemantapan Ideologi itu juga dibuka secara resmi oleh Rektor Umri, Dr Saidul Amin, Kamis (06/02/25) dan diikuti oleh 131 peserta yang terdiri dari 66 laki-laki dan 65 perempuan yang merupakan perwakilan pimpinan dan pengurus organisasi kemahasiswaan dilingkungan Umri.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Pelaksana Reki Hervandi SSos menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam kepada para peserta mengenai kepemimpinan dan pengelolaan organisasi. Ia menambahkan bahwa materi dalam pelatihan ini juga diisi oleh narasumber yang kompeten.
“Kegiatan ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi para peserta khususnya pimpinan dan pengurus Ormawa Umri untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka. Dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, kami berharap peserta dapat memperoleh ilmu yang tidak hanya berguna dalam lingkungan akademik, tetapi juga dalam organisasi dan kehidupan bermasyarakat," ujarnya.
Reki Hervandi yang juga merupakan Kepala Biro Kemahasiswaan Umri itu menjelaskan pelatihan tersebut juga merupakan bagian dari upaya Biro Kemahasiswaan Umri dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa, baik dalam aspek kepemimpinan, akademik, maupun organisasi.
"Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan peserta dapat memperoleh pengalaman berharga dan mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam berbagai aspek kehidupan," tuturnya.
Sementara itu, Rektor Umri, Dr Saidul Amin menekankan pentingnya peran organisasi mahasiswa sebagai wadah pembelajaran dan pembentukan karakter. Menurutnya, organisasi mahasiswa bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi juga arena bagi mahasiswa untuk menempa diri.
"Organisasi mahasiswa sangat penting, karena ia merupakan kawah candradimuka yang mendidik dan menggembleng adik-adik sekalian. Saat ini, kalian berada dalam fase belajar dari kesalahan, dan itu adalah bagian dari proses pendewasaan," sebut Saidul Amin.
Saidul menilai, masa perkuliahan adalah fase dimana mahasiswa belajar dari kesalahan dan pengalaman, yang nantinya akan menjadi bekal berharga dalam kehidupan mereka. Ia juga menjelaskan bahwa organisasi mahasiswa memiliki tiga peran utama, yaitu sebagai tempat mahasiswa berlatih, berjuang, dan yang paling penting sebagai sarana untuk beribadah.
"Pertama, organisasi mahasiswa adalah tempat kalian berlatih dan berjuang. Kedua, yang paling penting, organisasi mahasiswa adalah tempat kalian beribadah. Didalamnya, pendidikan dan perjuangan harus dimaknai sebagai ibadah di sisi Allah SWT. Sebab, berorganisasi adalah bagian dari menjalankan amar ma'ruf nahi munkar," tambahnya.
Saidul juga mengungkapkan rencana baru dari pihak universitas dalam memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang berprestasi.
"Tahun ini, kita mulai berpikir bagaimana menstimulasi kegiatan mahasiswa di bawah Wakil Rektor dan Biro Kemahasiswaan. Mulai tahun depan, tidak hanya dosen dan tenaga kependidikan terbaik yang mendapatkan hadiah umroh, tetapi kita juga akan memberikan hadiah umroh bagi mahasiswa terbaik. Tentu saja, akan ada penilaian khusus untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan penghargaan ini," ungkapnya yang disambut tepuk tangan para undangan dan peserta.
Lebih lanjut Saidul menegaskan bahwa mahasiswa Umri harus memiliki tiga kecerdasan utama agar dapat menjadi individu yang unggul. Mahasiswa Umri itu, paling tidak, kata dia lagi, harus memiliki tiga kecerdasan. Pertama, kecerdasan intelektual untuk memahami ilmu pengetahuan dengan baik. Kedua, kecerdasan sosial, yaitu kemampuan berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat. Ketiga, kecerdasan spiritual yang membuat diri memiliki pandangan hidup yang kuat berdasarkan nilai-nilai Islam.
Ia juga menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki cara pandang yang komprehensif dalam memahami Islam, dan Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah melihat Islam dari empat aspek utama.
"Muhammadiyah memandang Islam dari berbagai sisi. Pertama, Islam adalah ilahiyah, yaitu agama yang datang dari Allah SWT dan pasti benar. Kedua, Islam adalah insaniyah, yakni agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ketiga, Islam adalah wasathiyah, yang berarti bersifat moderat dan seimbang. Keempat, Islam adalah waqi’iyah, yakni relevan dengan realitas kehidupan," tuturnya panjang lebar.
Kemudian, dalam kesempatan yang sama, ia juga menyoroti pentingnya keterampilan literasi bagi mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa harus mampu membaca, menulis, dan menyampaikan gagasan mereka dengan baik, karena kemampuan ini akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan di masa depan.
"Mahasiswa harus mampu membaca, menulis, dan menyampaikan gagasannya dengan baik. Kalian adalah calon pemimpin masa depan, dan kemampuan literasi adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan zaman," imbuhnya.
Mengakhiri pengarahannya, Saidul berharap agar para mahasiswa yang mengikuti kegiatan itu sebaik mungkin dan dapat menjadi duta-duta Persyarikatan.
"Kami berharap kalian semua menjadi pion-pion, duta-duta, dan du’at Persyarikatan Muhammadiyah di tengah masyarakat. Itulah hadiah terbesar bagi kami sebagai pendidik," tegasnya.***(gas)