Riauterkini - PEKANBARU - Empat putri Riau berhasil menembus Grand Final Puteri Remaja dan Anak Indonesia 2025. Perwakilan empat putri terbaik Riau ini sekaligus merupakan kali pertama.
Mereka yang berhasil menembus ajang bergengsi di panggung nasional tersebut yakni Jesslyn Felicia dan Salsa Hadistri Dine (kategori Puteri Remaja), serta Rania Keiliyah Matridi dan Aufashahia Salsabila (kategori Puteri Anak).
"Ini tentu suatu kebanggaan bagi Riau. Selanjutnya kita berharap dapat memberikan terbaik bagi Riau yang kita cintai ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Riau, Ade Yudistira, Selasa (2/10/25).
Nantinya keempat finalis Grand Final Puteri Remaja dan Anak Indonesia 2025 tersebut akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti masa karantina pada 27–30 Oktober. Melalui gelaran ini diharapkan dapat mengharumkan bumi lancang kuning ini yang digelar di Taman Ismail Marzuki pada 1 November mendatang.
Sehingga akan menjadi pemacu semangat bagi anak Riau lainnya. Dengan begitu akan tumbuh generasi baru menjadi perwakilan anak, remaja putri Riau berikutnya.
“Mari kita sama-sama doakan yang terbaik. Semoga di grand final nanti bisa membawa pulang mahkota, mengharumkan nama Riau sekaligus sekolah dan keluarganya," harap Ade.
Pada kesempatan ini, Ade juga berharap dukungan moral dari masyarakat Riau. Yakni bisa ikut serta memberikan dukungan langsung melalui mekanisme voting di akun resmi penyelenggara @officialputeriremajaindonesia dan @officialputerianakindonesia. Partisipasi publik ini penting, karena dukungan suara bisa menentukan langkah anak-anak kita di babak finall.
Di antara keempat finalis, nama Rania Keiliyah Matridi cukup mencuri perhatian. Puteri Anak Riau 2025 ini mengaku sudah menyiapkan diri sebaik mungkin menghadapi panggung nasional.
“Catalog, public speaking, sama talent udah siap. Aku juga banyak posting di media sosial tentang Riau, supaya orang tahu lebih jauh tentang daerah kita,” ujar Rania ketika ditemui di sela persiapannya.
Namun, ia tak menampik bahwa jalan menuju grand final penuh tantangan. Salah satunya soal membagi waktu antara persiapan lomba dengan aktivitas sekolah. “Time management is a big problem. Tapi sekarang sudah mulai bisa diatur,” katanya.
Rania, yang saat ini bersekolah di Bino School Circle, Jakarta, juga mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah. “Bener-bener didukung, jadi bisa fokus juga untuk persiapan,” tambahnya.
Meski optimistis, Rania tetap menyadari ketatnya persaingan di tingkat nasional. “Yang paling aku takutkan nanti di grand final itu kalau ada kesalahan di panggung. Makanya sekarang aku lagi mempersiapkan supaya nggak ada kesalahan sama sekali,” ucapnya.
Rania pun berharap masyarakat Riau turut mendukung perjuangannya. “Bisa follow dan voting di akun official penyelenggara, juga di Instagram aku, Rania Kelly. Dukungan masyarakat Riau sangat berarti supaya aku bisa lebih semangat,” ujarnya dengan senyum penuh percaya diri.
Menurut Regional Director Puteri Remaja dan Puteri Anak Riau 2025, Naomy Angelica Sembiring, keempat finalis sudah menjalani persiapan panjang sejak beberapa bulan terakhir. Mulai dari pelatihan catwalk, public speaking, personal branding, hingga penguatan advokasi di bidang sosial.
“Harapannya, tidak hanya satu, tapi empat-empatnya bisa masuk top five bahkan membawa pulang crown. Top ten saja sudah membanggakan, apalagi kalau bisa lebih dari itu,” kata Naomy.
Ia menuturkan, ajang ini tidak hanya menilai penampilan luar, tetapi juga empat aspek utama: beauty, brain, behavior, dan inspiring. Karena itu, setiap finalis juga diwajibkan membawa program advokasi masing-masing.
“Anak-anak kita membawa isu beragam, mulai dari kesehatan mental remaja, pendidikan, hingga kampanye hidup sehat. Semua itu sedang mereka matangkan sebagai bekal menghadapi juri nasional,” jelasnya.
Naomy mengaku tantangan terbesar adalah membangun kepercayaan diri anak-anak Riau yang sebelumnya belum pernah menembus 10 besar nasional.
“Sejak 2018, baru kali ini Riau bisa melaju sejauh ini. Jadi ada kebanggaan tersendiri. Sekarang tantangannya bagaimana menjaga konsistensi dan mental anak-anak saat bersaing dengan peserta dari provinsi lain,” ujarnya.
Capaian empat finalis Riau ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Tak hanya dianggap sebagai ajang pencarian bakat, kompetisi ini juga menjadi ruang aktualisasi diri generasi muda untuk mengasah soft skill sekaligus mengenalkan budaya daerah ke kancah nasional.
“Apapun hasilnya, kami sudah bangga. Yang penting mereka berani tampil, percaya diri, dan membawa nama Riau dengan penuh kebanggaan,” tegasnya.
Dengan tinggal menghitung hari menuju grand final, dukungan masyarakat Riau diharapkan semakin menguat. Voting publik menjadi salah satu kunci, selain tentu performa finalis di panggung utama.
Rania, salah satu peserta Grand Final Puteri Remaja dan Anak Indonesia 2025 menyatakan bahwa dirinya, tak hanya mempersiapkan kemampuan berbicara di depan publik, tapi juga aktif mempromosikan Riau lewat konten di media sosial.
"Aku pengin orang luar tahu Riau itu seperti apa, kaya budaya dan potensi wisatanya,” ujarnya.
Kemudian Rania, yang menjadi salah satu wajah baru kebanggaan Riau di panggung nasional, menyampaikan pesan sederhana: “Aku yakin dengan persiapan dan dukungan masyarakat, kita bisa bawa pulang mahkota ke Riau. Semoga doa dan dukungan teman-teman semua bisa mengantarkan kami ke sana.” paparnya.
Grand Final Puteri Remaja dan Anak Indonesia 2025 bukan sekadar panggung kompetisi kecantikan. Bagi Riau, ini adalah panggung optimisme baru sebuah bukti bahwa generasi muda daerah siap bersaing, percaya diri, dan membawa nama baik Bumi Lancang Kuning ke level nasional. ***(mok)