
Riauterkini-PEKANBARU— Bencana banjir kembali melanda Provinsi Riau, dengan lima kabupaten/kota di wilayah ini melaporkan kejadian banjir selama Desember 2025. Laporan terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyebutkan daerah terdampak antara lain Indragiri Hulu (Inhu), Indragiri Hilir (Inhil), Bengkalis, Siak, dan Kota Pekanbaru.
Meski demikian, perkembangan situasi menunjukkan bahwa genangan air telah berangsur surut di beberapa lokasi, seperti Inhu, Inhil, dan Pekanbaru yang sebelumnya sempat dilanda banjir. Saat ini banjir paling terasa masih tersisa di Kabupaten Siak dan Bengkalis, karena kontur wilayah yang relatif landai membuat air lebih lama menggenang.
Kepala BPBD dan Pemadam Kebakaran Riau, M. Edy Afrizal, menjelaskan bahwa kontur tanah di kedua daerah tersebut menjadi salah satu faktor lambatnya proses surut air. Meski begitu, petugas memantau tren penurunan muka air yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Sebagai langkah antisipatif menghadapi cuaca ekstrem, Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini cuaca kepada seluruh bupati/walikota, menyusul prakiraan hujan sedang hingga sangat lebat dari BMKG untuk wilayah Riau pada awal Desember 2025. Instruksi itu dimaksudkan agar daerah dapat segera menyiapkan upaya mitigasi bencana.
Selain itu, data dari Pemerintah Provinsi Riau menunjukkan bahwa 12 kabupaten/kota di seluruh provinsi telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi, mencakup ancaman banjir dan potensi angin kencang atau longsor. Peringatan ini mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.
Banjir di Riau bukan peristiwa baru. Pada awal Maret 2025, banjir melanda sejumlah wilayah Riau seperti Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Rokan Hulu, mengakibatkan ribuan jiwa terdampak dan ribuan rumah terendam sebelum akhirnya surut berkat koordinasi BPBD, TNI–Polri, dan relawan.
Terkait kebutuhan penanganan lanjutan, BPBD Riau mengimbau daerah yang masih membutuhkan bantuan keterampilan logistik, evakuasi, atau rekonstruksi untuk segera melaporkan ke pemerintah provinsi. Kolaborasi antara tingkat desa, kabupaten, dan provinsi dinilai penting untuk mempercepat respons bencana.
Sementara itu, masyarakat di daerah terdampak banjir terus menunjukkan ketangguhan lokal. Banyak warga yang secara gotong royong membantu evakuasi, pembersihan akses jalan, dan distribusi bantuan kebutuhan pokok, seiring upaya pemerintah mempercepat normalisasi kondisi pascabencana.***(dok)
keterangan foto: Bupati Siak Dr Afni saat meninjau situasi banjir beberapa waktu lalu.