Riauterkini-BANTAN- Akibat tapal batas antara Desa Muntai dan Desa Pambang Baru tak kunjung kelar dan jelas, warga mengaku resah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis diminta segera menuntaskan supaya tidak berlarut- larut.

Hal tersebut disampaikan Ayub, Tokoh Masyarakat Desa Muntai di hadapan Cawabup Bagus Santoso pada kampanye dialogis dihadiri sekitar 600 orang yang hadir di Desa Pambang Baru pada Rabu (30/9/24) kemarin.

Ayub menyebutkan pada awal pemekaran desa sudah ada peta yang sudah disepakati oleh tiga desa yaitu Desa Muntai, Teluk Pambang dan Pambang Baru. Hanya saja tiba-tiba ada keluar peta baru yang dikeluarkan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD).

"Dari peta perumahan ternyata sebagian wilayah desa kami masuk Desa Muntai. Ini jelas keliru mohon dikembalikan seperti semula," kata Ayub.

Hal senada disampaikan Saefuddin, agar desa tetap kondusif dan jangan muncul konflik meminta kepada Dinas PMD segera menyelesaikannya. Bagi warga tapal batas bukan permasalahan kepemilikan tanah warga tapi konsistensi yang harus dipegang sebagai keputusan bersama. Ia menambahkan tapal batas juga terkait dengan historis yang tercatat untuk dihormati.

Pada acara kampanye dialogis yang berlangsung dengan gembira tapi terarah berbagai masukan dan aspirasi desa bermunuculan diantaranya ; usulan jaringan listrik PLN, Air bersih/Pamsimas, insfrastruktur jalan desa dan pertanian, bangunan MDA, lapangan bola voli, dan juga anjloknya harga komoditas pinang.

Terkait dengan usulan jaringan PLN Cawabup Bagus Santoso spontan langsung kontak Manager PLN Muhammad Ashqalany Aulia Rahman diperoleh jawaban akan langsung ditindaklanjuti.

Terhadap tapal batas desa dinas teknis Dinas PMD Bagus Santoso meminta agar dilakukan pemeriksaan ke lapangan, begitu juga hal lainnya akan disampaikan kepada perangkat daerah lainnya untuk segera turun lapangan.

"Untuk tapal batas dinas teknis agar melakukan kros cek ke lapangan agar segera di selesaikan," kata Bagus.***(dik/rls)