Riauterkini-BALAIJAYA- Konflik pengelolaan lahan eks-HGU milik PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) di wilayah Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), berujung bentrokan berdarah antara warga dan pihak keamanan perusahaan, Senin (20/10/2025) sore.
Lahan seluas sekitar 1.000-an hektare tersebut sebelumnya merupakan bagian dari konsesi HGU PT Ivomas yang kemudian disita oleh Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) karena berada di dalam kawasan hutan. Setelah disita, lahan diserahkan kepada PT Agrinas Palma Nusantara (Persero), perusahaan milik BUMN, untuk dikelola kembali sebagai aset negara.
Selanjutnya, PT Agrinas melakukan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT Ujung Tanjung Sejahtera (UTS) guna mengelola lahan sawit di wilayah Kebun Rumbia 1, Blok 29–30, Kelurahan Balai Jaya Kota / Kepenghuluan Balam Sempurna, Kecamatan Balai Jaya.
Namun, pengelolaan lahan tersebut ternyata menyisakan persoalan di tingkat masyarakat. Sejumlah warga yang mengaku bermukim dan menggantungkan hidup di sekitar kawasan itu merasa tidak dilibatkan dalam pola kerja sama maupun kemitraan, yang kemudian memicu ketegangan dengan pihak keamanan perusahaan.
Kapolsek Bagan Sinembah AKP Bonardo Purba membenarkan peristiwa tersebut. Hingga malam ini, pihaknya masih berada di Tempat Kejadian Perkara.
“Lagi di TKP nih bro," jawabnya singkat.
Dari informasi awal, perkelahian diduga dipicu oleh perebutan akses pengelolaan lahan. Beberapa korban luka akibat benda tajam telah dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Aparat kepolisian juga mengamankan sejumlah orang untuk dimintai keterangan.
Hingga Senin malam, polisi bersama aparat pemerintah kecamatan masih melakukan penjagaan di lokasi guna mencegah bentrokan susulan.
Berdasarkan pantauan di media sosial, beredar sejumlah unggahan video dan foto yang memperlihatkan situasi pasca-bentrokan. Dalam salah satu unggahan di Facebook, akun bernama Ny Sitanggang membagikan video yang menampilkan warga terluka disertai seruan agar aparat penegak hukum menindak tegas pelaku kekerasan.
Unggahan tersebut juga menyebut dugaan bahwa beberapa warga Balam Sempurna menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Postingan itu kemudian menuai banyak reaksi dari warganet yang mendesak Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hilir agar segera turun tangan menyelesaikan konflik lahan yang telah lama menjadi sumber keresahan masyarakat.
Latar Belakang Konflik Lahan
Diketahui, permasalahan lahan eks-HGU Ivomas di Rokan Hilir ini bukan kali pertama menimbulkan gesekan di lapangan. Sebelumnya, pemerintah kecamatan Balai Jaya telah memfasilitasi mediasi antara pihak PT UTS dan kelompok masyarakat pada awal Oktober 2025.
Dalam mediasi tersebut dibahas beberapa tuntutan warga, antara lain pembagian hasil panen sawit, prioritas tenaga kerja lokal, serta akses jalan masyarakat di sekitar kebun yang tidak boleh ditutup. Namun, hingga kini belum ditemukan kesepakatan yang memuaskan semua pihak.
Konflik ini kini menjadi sorotan karena memperlihatkan tantangan besar dalam pengelolaan aset sitaan negara — bagaimana proses transisi dari perusahaan swasta ke BUMN dan mitra KSO sering kali memunculkan ketegangan baru di tingkat masyarakat lokal.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait konflik berdarah tersebut. (Rls)
Foto ilustrasi