
riauterkini-PEKANBARU – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Riau menggelar Workshop Optimasi News Video di Pekanbaru, diikuti para jurnalis dari berbagai media anggota AMSI Riau serta sejumlah mitra strategis seperti RAPP, SRL, PHR, SKK Migas dan lainnya. Kegiatan ini menjadi respons atas perubahan besar dalam pola konsumsi informasi masyarakat yang semakin bergantung pada media sosial dan konten audio visual.
Pemimpin Redaksi Riaupos.co yang juga Ketua AMSI Riau, Firman Agus, dalam sambutannya menyampaikan keresahan banyak media menghadapi derasnya arus informasi di platform digital. Seluruh 11 anggota AMSI Riau telah terverifikasi faktual, namun tantangan fragmentasi pembaca semakin kompleks.
“Workshop ini berawal dari kegelisahan kami menghadapi tsunami gempuran media sosial. AMSI mendorong optimasi motion picture dalam penyajian berita. Sebarkan ilmu ini kepada rekan kerja lainnya agar eksistensi media tetap terjaga,” tegas Firman.
Moderator kegiatan, Rinal Sagita dari Tribun Pekanbaru, menekankan bahwa pergeseran perilaku pembaca harus menjadi perhatian serius media konvensional. Pembaca kini lebih memilih mencari informasi melalui platform sosial berbasis audio visual.
“Media konvensional wajib hukumnya mempelajari news video. Jika tidak beradaptasi, akan tertinggal,” ujarnya.
Konsumen Digital, Video Jadi Raja
Narasumber pertama, Afut Syafril Nusyirwan selaku Kabiro Riau Antaranews.com, memaparkan data perilaku konsumen media. Saat ini, 78 persen publik mengonsumsi informasi dengan prinsip digital first. Afut menyoroti rendahnya indeks keterbacaan di Indonesia yang hanya 0,001 persen (1:1000).
“Mau tak mau perusahaan harus memfasilitasi kemalasan pembaca. Visualisasi dan video adalah jawabannya untuk mempertahankan relevansi,” terang Afut.
Ia menjelaskan tiga elemen kunci jurnalisme media:
 Narasi adaptif dan efektif
 Visualisasi berkualitas (gambar, video sinematik, infografis)
 Desain interaktif (kuis, survei, peta interaktif, deep dive data)
Hal terpenting dari video menurutnya adalah orisinalitas. “News video adalah masa depan berita,” cetusnya.
Fakta Traffic: Sosmed Kalahkan Website
Narasumber kedua, Bayu Saputra, Video Specialist Riau Pos, mengungkapkan bahwa sumber traffic pembaca saat ini lebih banyak datang dari video di media sosial, bukan kunjungan langsung ke website.
“89 persen bisnis sudah memakai video sebagai alat pemasaran. Tantangannya konten berita kini bersaing dengan video kucing dan konten hiburan lain yang viral,” selorohnya.
Pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 1,5 juta, dengan rata-rata konsumsi media sosial 22 jam 9 menit per minggu, salah satu yang tertinggi di dunia. TikTok, Instagram, WhatsApp, Facebook hingga X menjadi saluran utama publik mencari dan menunggu informasi lewat linimasa mereka.
“News video tidak hanya sekadar unggah video. Produksinya harus dirancang secara serius, karena jurnalisme multimedia adalah keharusan, bukan tren,” tegas Bayu.
Praktik Produksi Video
Workshop semakin menarik ketika peserta dilibatkan dalam praktik langsung pembuatan dan pengeditan video berita menggunakan aplikasi yang relevan dengan kebutuhan newsroom modern.
Kegiatan yang berlangsung sukses ini mempertegas komitmen AMSI Riau memperkuat kapasitas jurnalis dalam menghadapi kompetisi media yang kian ketat di era digital berbasis visual.***(yan)