Riauterkini - LHUEN - Krisis pangan membayangi sejumlah kecamatan di Aceh Utara setelah banjir besar menutup akses dari dan menuju wilayah itu sejak akhir pekan lalu. Dengan jalur logistik utama dari Bireuen dan Aceh Tamiang terputus, warga di banyak desa mulai kesulitan memperoleh bahan pokok. Di tengah keterbatasan itu, PTPN IV Regional VI mendirikan dua dapur umum darurat di Kecamatan Indra Makmu, salah satu kawasan yang terdampak paling parah.
Sejak hujan ekstrem mengguyur kawasan hulu, suplai beras, minyak goreng, hingga gas elpiji nyaris berhenti. Enam kecamatan dilaporkan masih terisolasi hingga Selasa kemarin. Sementara jalur darat belum sepenuhnya dapat dilewati. Di sejumlah warung, stok bahan masak menipis dan sebagian besar warga tak lagi dapat memasak di rumah karena dapur mereka terendam.
Di tengah situasi itu, dua dapur umum yang didirikan PTPN IV di Afdeling I dan Afdeling II menjadi tumpuan ratusan warga. Setiap hari, petugas perusahaan bersama warga memasak dan menyalurkan makanan hangat ke pengungsi dan warga yang masih bertahan di rumah yang dikepung air.
“Air sudah masuk sampai ke dapur, kami tidak bisa masak apa-apa lagi. Gas habis, minyak habis,” kata Febri, warga Indra Makmu yang mengungsi bersama keluarganya.
“Makanan dari dapur umum ini yang bikin kami bisa makan layak sejak kemarin," imbuhnya
Menu yang disiapkan menyesuaikan dengan ketersediaan bahan, mulai dari nasi, telur, mi instan, hingga lauk sederhana. Meski terbatas, suplai ini dianggap penting untuk memastikan warga tetap memperoleh makanan layak di tengah krisis pasokan.
Distribusi Bantuan Terhambat Stok Pasar
Selain dapur umum, PTPN IV juga mengirimkan bantuan sembako ke Blang Nisam, Jambo Bale, Pelita, Seuneubok Bayu, SKM, dan sejumlah desa di Langkahan. Namun, distribusi tidak mudah dilakukan. Menurunnya stok bahan pokok di pasar membuat paket bantuan hanya mampu memenuhi kebutuhan jangka pendek.
“Stok bahan pokok di pasar mulai habis dan akses transportasi terputus di banyak titik. Namun penyaluran tidak boleh berhenti,” ujar Region Head Regional VI PTPN IV, Yudi Cahyadi. Menurut dia, tim harus mencari jalur alternatif dan menyesuaikan distribusi dengan kondisi riil di lapangan.
Pemetaan wilayah prioritas pun terus dilakukan, terutama desa-desa yang masih terisolasi dan belum tersentuh bantuan dari pihak lain. Kecamatan Langkahan menjadi salah satu fokus karena suplai bahan pokok di kawasan itu semakin menipis.
Ketergantungan Bantuan Darurat
Di banyak titik banjir, warga tidak hanya kehilangan rumah dan perabotan, tetapi juga ladang, ternak, dan persediaan pangan. Kondisi ini membuat masyarakat sangat bergantung pada bantuan cepat hingga jalur logistik benar-benar pulih.
PTPN IV menyebut bahwa dapur umum akan dioperasikan sepanjang akses memasok bahan pangan belum stabil. “Kami memastikan setiap keluarga mendapatkan suplai harian. Ini langkah yang harus diambil ketika pasokan pangan sulit masuk,” ujar Yudi.
Hingga kini, BPBD Aceh Utara masih mendata desa yang belum terjangkau bantuan. Sementara itu, curah hujan yang belum menunjukkan penurunan membuat proses pemulihan diperkirakan berlangsung lebih lama.*(Rls)