Riauterkini - PEKANBARU - Pembangunan Jalan Tol Lingkar Pekanbaru (Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru) menunjukkan kemajuan signifikan. PT Hutama Karya (Persero) mencatat progres fisik proyek sepanjang 30,5 kilometer ini telah mencapai 57,57 persen per Juni 2025.
Tol ini dirancang untuk memperkuat konektivitas ekonomi antara Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru di wilayah yang dilintasi.
“Kami menyadari bahwa setiap proyek infrastruktur membawa tanggung jawab sosial. Jalan tol ini bukan hanya penghubung wilayah, tapi juga penghubung harapan masyarakat dengan masa depan yang lebih baik,” ujar Adjib Al Hakim, selaku EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Ahad (6/7/25).
Dijelaskan, jalan Tol Lingkar Pekanbaru merupakan bagian dari pengembangan Jalan Tol Pekanbaru–Rengat yang nantinya akan terhubung dengan Tol Pekanbaru–Dumai serta Tol Pekanbaru–Bangkinang–XIII Koto Kampar. Integrasi ini akan menciptakan ekosistem transportasi yang lebih efisien, mempermudah distribusi barang dan jasa, serta mengurangi isolasi daerah-daerah terpencil di Riau.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Wilan Oktavian, menyebut proyek ini sebagai koridor penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Tol Pekanbaru–Dumai sebagai koridor utama akan terhubung langsung dengan koridor pendukungnya, yakni Tol Pekanbaru–Padang,” jelas Wilan saat kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Riau.
Lanjutnya, tol ini melintasi sejumlah wilayah strategis di Pekanbaru dan Kampar seperti Muara Fajar, Rumbai Bukit, Palas, Sri Meranti, hingga Desa Karya Indah dan Kualu. Keberadaan proyek ini telah menciptakan efek berganda: menyerap banyak tenaga kerja lokal, serta mendorong pertumbuhan usaha kecil seperti warung makan, bengkel, dan toko material bangunan.
Tol dirancang dengan spesifikasi modern, dengan lebar lajur: 3,6 meter per lajur. Kecepatan desain: maksimal 100 km/jamAkses masuk/keluar: 3 titik di Rimbo Panjang, Jalan Siak, dan Muara Fajar. Jembatan utama: 97,5 meter melintasi Sungai Siak, total jembatan 200 meter. Rest area tipe A: akan dibangun dengan fasilitas ramah pengguna dan produk UMKM lokal.
Disisi lain, menanggapi aspirasi masyarakat Desa Karya Indah terkait akses Jalan Pemuda yang terdampak, Hutama Karya berkomitmen membangun jalan alternatif dan memperbaiki sistem drainase. Dialog rutin dengan masyarakat akan digelar setiap bulan untuk menampung masukan warga.
"Kami mengedepankan pendekatan humanis dan berkelanjutan dalam menyelesaikan setiap tantangan proyek, termasuk pembebasan lahan,” kata Adjib.
Setelah rampung, proyek ini diyakini akan menjadi katalis pertumbuhan industri, pariwisata, dan investasi di Riau. Dampaknya diharapkan berkelanjutan, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang ±1.235 kilometer, termasuk beberapa ruas yang telah beroperasi penuh.
Dengan rincian di antaranya, Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (140 km). Tol Pekanbaru–Dumai (132 km). Tol Pekanbaru–XIII Koto Kampar (55,4 km). Tol Medan–Binjai (17 km). Tol Padang–Sicincin (35,45 km).***(mok)