Riauterkini PEKANBARU - Memasuki musim panas yang cukup ekstrem belakangan ini, Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo yang berlokasi di Jalan Garuda, kembali mengingatkan masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi kesehatan tubuh. Kepala Puskesmas, Doris Ulianna Sitompul, menegaskan bahwa suhu udara yang tinggi dan cuaca yang tak menentu membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit, terutama di wilayah kerja Puskesmas yang mencakup Kelurahan Delima dan Tabek Godang.
“Musim panas bukan hanya soal panasnya cuaca, tapi juga meningkatnya risiko penyakit. Batuk, pilek, demam, diare, hingga infeksi saluran pernapasan sangat mudah menyerang ketika tubuh kita lemah,” jelas Doris saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (18/7/2025).
Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak menunda pemeriksaan kesehatan. Menurutnya, salah satu kebiasaan yang harus diubah adalah membiarkan gejala ringan berlarut-larut di rumah hingga menjadi lebih parah. “Kalau sudah merasa tidak enak badan, langsung saja ke puskesmas. Jangan tunggu parah. Kami siap melayani dan menangani sejak awal,” ujarnya.
Kabar baiknya, tambah Doris, kesadaran warga di Kelurahan Delima dan Tabek Godang sudah mulai membaik. “Sekarang kalau ada keluhan sedikit saja, warga langsung datang ke puskesmas. Ini yang kita harapkan selama ini, masyarakat yang tanggap dan tidak menunda pengobatan,” jelasnya.
Puskesmas Sidomulyo sendiri mencatat jumlah kunjungan harian rata-rata antara 80 hingga 100 pasien. Dalam catatan kasus sepanjang tahun 2025 hingga pertengahan Juli, terdapat peningkatan signifikan pada beberapa jenis penyakit yang umum terjadi di musim panas. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi kasus terbanyak dengan jumlah 1.694 pasien. Sementara itu, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tercatat sebanyak 25 kasus, yang terbagi atas 14 kasus di Tabek Godang dan 11 kasus di Kelurahan Delima. Untuk mencegah penyebaran lebih luas, pihak puskesmas telah melakukan tindakan fogging di lokasi-lokasi terdampak.
Selain itu, terdapat pula 207 kasus diare, 6 kasus pneumonia (radang paru-paru), 16 kasus demam tifoid atau tipes, 1 kasus disentri, dan 16 kasus rabies akibat gigitan hewan penular rabies. Seluruh kasus tersebut sudah ditangani sesuai prosedur dan mendapat pemantauan dari tim kesehatan lapangan.
Dalam menghadapi kondisi ini, Doris mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat. “Perbanyak minum air putih, konsumsi makanan bergizi, sayur dan buah, serta vitamin C. Jangan lupa istirahat yang cukup dan hindari paparan panas berlebihan. Intinya, kita harus menjaga tubuh tetap fit agar tidak gampang sakit,” ujarnya.
Doris juga menegaskan bahwa puskesmas tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan pencegahan. Pihaknya rutin turun ke lapangan, melakukan penyuluhan, fogging, serta pelayanan keliling ke wilayah padat penduduk. Semua itu dilakukan agar masyarakat tidak hanya sembuh saat sakit, tetapi juga tahu cara mencegah penyakit sebelum menyerang.
“Sehat itu bukan hanya urusan puskesmas. Itu tanggung jawab kita semua. Maka kami harap warga benar-benar menjalankan pola hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari, bukan hanya saat sakit saja,” tutup Doris. ***(Dan)