Riauterkini-BENGKALIS– Masih ingat dengan kasus dugaan tindak pidana kekerasan seksual yang dilakukan dengan modus pengobatan gaib terhadap seorang perempuan berusia 20 tahun? Peristiwa tersebut terjadi pada Juni 2025 di wilayah hukum Polsek Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Dua tersangka si dukun ZM (42) dan si suami pasien RR (27) akan segera dituntut ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.

Tersangka ZM mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk mengobati penyakit yang disebut-sebut akibat santet, jarum, hingga ulat yang diklaim berada dalam tubuh korbannya.

Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkalis resmi menerima pelimpahan tahap II perkara tindak pidana kekerasan seksual dari Polsek Mandau pada Kamis (11/9/25).

Keduanya didakwa melanggar Pasal 6 huruf c jo Pasal 15 huruf e Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, serta Pasal 47 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Kasus ini berawal pada Jumat (6/6/25) silam, seusai Salat Idul Adha, tersangka RR mengajak istrinya (korban) untuk berkunjung ke rumah tersangka ZM, yang dikenal sebagai guru spiritualnya.

Selama korban menginap, ZM meyakinkan bahwa tubuh korban terkena "guna-guna" dan menyarankan ritual mandi tobat serta hubungan seksual dengan dirinya. RR membujuk dan memaksa korban untuk mengikuti ritual tersebut.

Dalam rentang waktu beberapa hari, korban disetubuhi ZM sebanyak tiga kali. Peristiwa ini akhirnya terungkap setelah keluarga korban merasa curiga karena korban tak kunjung pulang dan tidak bisa dihubungi hingga 23 Juni 2025. Saat dijemput, korban menceritakan kejadian tersebut, lalu keluarga melapor ke Polsek Mandau.

Setelah menerima tahap II, Kejari Bengkalis menegaskan akan menuntut kedua tersangka secara maksimal sesuai hukum yang berlaku. Penuntutan terhadap RR dan ZM akan dilakukan secara terpisah.

“Kejari Bengkalis berkomitmen mendukung penuh upaya pemberantasan tindak pidana kekerasan seksual. Ini adalah bentuk ketegasan kami dalam menegakkan hukum sekaligus melindungi generasi bangsa dari ancaman kejahatan seksual,” tegas Wahyu Ibrahim, Kepala Seksi Intelijen Kejari Bengkalis.***(dik)