Riauterkini-KAMPAR - Dosen Teknik Lingkungan Universitas Riau (UR) manfaatkan sampah organik menjadi eco enzyme. Pengelolaan sampah organik ini dilakukannya di tingkat desa.
Salah seorang dosen Teknik Lingkungan UR
Nesa Zafira, ST., MT menyampaikan kepada wartawan, Rabu (18/9/2024) bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk memberdayakan masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan, dengan fokus pada pemanfaatan cairan yang berasal dari Eco Enzyme Cairan Eco Enzyme dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami dan pestisida.
Ia juga menjelaskan kegunaan Eco Enzyme sangat besar manfaatnya, yang mana bisa mendukung pertumbuhan tanaman organik, membantu menjaga kesehatan ternak, menjernihkan air, mengurangi limbah serta dapat digunakan sebagai cairan pencuci dan pembersih lantai.
"Pelatihan ini juga mendorong pengurangan sampah, yakni dengan membuat Eco Enzyme dari sampah organik. Masyarakat dapat berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah yang terbuang ke lingkungan. Sampah organik yang diolah menjadi Eco Enzyme dapat dimanfaatkan kembali, sehingga mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir," ucapnya.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan pemanfaatan sampah organik Menjadi Eco Enzyme ini dilaksanakan di Desa Batu Belah, Kacamatan Kampar.
"Kegiatan ini telah dilaksanakan di kantor Desa pada 14 September 2024 lalu di kantor desa. Alhamdulillah masyarakat sangat antusias mengikutinya, yang mana dihadiri oleh 40 warga Desa Batu Belah. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Batu Belah, Bapak Yarno Arsyid, SE., M.Si," ungkap Nesa Zafira.
Lebih lanjut ia menyampaikan yamba mana pengolaan sampah organik di tingkat desa masih menjadi tantangan, karena menurutnya masih belum terlaksana dengan baik.
"Di mana penanganan sampah di tingkat rumah tangga dan desa umumnya dilakukan dengan cara dibakar. Hasil pembakaran berupa asap tentu dapat menimbulkan polusi udara yang berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Kondisi ini memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen-dosen Program Studi Teknik Lingkungan UR, yang bertujuan untuk memanfaatkan sampah rumah tangga yang ada di sekitar masyarakat menjadi bahan yang berguna," ulasnya.
Sementara itu, ketua tim pengabdian, Aryo Sasmita, ST., MT menyampaikan hal yang sama. Ia menyambut positif antusiasme masyarakat yang sangat bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan ini.
Ia menjelaskan susunan kegiatan pelatihan ini dimulai dengan pemaparan materi tentang Eco Enzyme. Dilanjutkan dengan diskusi, tanya jawab, dan pelatihan pembuatan Eco Enzyme secara interaktif, dengan melibatkan teori dan praktik secara bersamaan agar lebih mudah dipahami. Ia menjelaskan bahwa proses pembuatan Eco Enzyme sendiri tidak begitu sulit, hanya dengan menggunakan rasio 1:10:3, yang artinya 1 bagian gula, 10 bagian air, dan 3 bagian sisa sayur dan buah. Misalnya, untuk wadah berkapasitas 10 liter, dibutuhkan 600 gram gula, 6 liter air, serta 1.800 gram sisa sayur dan buah.
"Tujuan utama dari kegiatan ini sudah tercapai, yaitu memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sampah organik sebagai bahan baku pembuatan Eco Enzyme. Setelah pelatihan, masyarakat diharapkan dapat membuat Eco Enzyme sendiri di rumah dengan memanfaatkan sampah organik yang ada di sekitar tempat tinggal mereka," tutupnya.
Anggota tim pengabdian antara lain Gunadi Priyambada, ST., MT, Shinta Elystia, ST., M.Si, Jecky Asmura, ST., MT, Dr. David Andrio, M.Si, Muhammad Reza, ST., M.Sc, Dewi Fitri, Ph.D, Nesa Zafira, ST., MT, Vayolla Syakirah Karil, ST., MT, dan Silda Adi Rahayu, ST., MT. Kegiatan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UR, antara lain Aldi Pratama, Naufal Ikhsanul, M. Ikhsan dan Farhan Munif.***(Wal)