Riauterkini - PEKANBARU - PTPN IV Regional III merangkul sebanyak 1.584 petani mitra untuk memperoleh sertifikasi internasional dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yang ramah lingkungan atau roundtable on sustainable palm oil (RSPO).
Region Head PTPN IV Rurianto menjelaskan para petani tersebut berasal dari empat koperasi yang berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, terdiri dari Karya Mukti, Dayo Mukti, Tani Sejahtera, dan Makarti Jaya
"Tahun ini kita merangkul sebanyak empat KUD dengan jumlah petani sebanyak 1.584 orang serta areal perkebunan sawit yang akan disertifikasi RSPO mencapai 3.167 hektare. Alhamdulillah, saudara-saudara petani mitra kita memberikan respon yang sangat baik," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Rabu (02/10/24).
Pria berkacamata itu menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan bentuk komitmen PTPN IV Regional III dalam menyambut peluang baru bagi para petani untuk dapat terus tumbuh dan berkembang serta meningkatkan produktivitas melalui intesifikasi lahan pertanian secara berkelanjutan.
Salah satu bentuk pendampingan yang dilakukan perusahaan adalah melalui pelatihan kelompok dan dukungan individual untuk menerapkan praktik pertanian yang baik.
Serangkaian pelatihan peningkatan kapasitas dan sesi pendampingan dilakukan untuk mentransfer pengetahuan kepada para petani mitra sehingga mereka dapat meningkatkan metode budidayanya serta mencapai tahapan siap untuk mendapatkan sertifikasi RSPO yang sejalan dengan sertifikasi mandatori Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan.
"PTPN IV berkomitmen membantu petani yang sudah siap untuk memperoleh sertifikasi RSPO serta sejalan dengan ISPO, sehingga para mitra dapat terus berkembang dan sektor pertanian bertumbuh secara berkelanjutan," paparnya.
Pj Manajer Plasma Sei Tapung/Siasam/Intan/Terantam PTPN IV Regional III, Arhamna, menjelaskan bahwa pelatihan dilaksanakan secara bertahap dengan menggandeng para pemateri bekerjasama dengan forum komunikasi pensiunan perkebunan nusantara (FKKPN). Selain itu, secara berkala perusahaan juga membina para petani membentuk internal control system (ICS) di masing-masing koperasi untuk melaksanakan penilaian secara mandiri.
"Alhamdulillah, seluruh program yang dijalankan mendapat dukungan penuh dari para petani. Saat ini di masing-masing koperasi telah membentuk struktur ICS untuk akselerasi dalam RSPO yang nantinya mereka masuk ke dalam kategori independent small holders (ISH)," paparnya.
Ketua KUD Makarti Jaya sekaligus Manajer Internal Control System Hadi Yanto mengapresiasi kebijakan PTPN IV Regional III yang tidak hanya fokus membimbing pada sektor hulu hingga ke hilir, namun juga penguatan para petani dalam intensifikasi, kebijakan sistem perkebunan berkelanjutan, serta peningkatan kapasitas para petani melalui sertikasi RSPO.
"Setelah kita ketahui RSPO ini dari PTPN IV, kami berpikir ini adalah satu peluang yang harus kita tangkap. RSPO membawa dampak yang luas, baik dari sisi pengelolaan kebun sawit sesuai standar internasional yang ramah lingkungan, ramah terhadap para petani dan pekerja, serta muaranya dari kemitraan ini yaitu kesejahteraan tercapai," jelasnya
Hal senada disampaikan Charles Manajer ICS Koperasi Dayo Mukti yang mengatakan bahwa sertifikasi RSPO ini merupakan langkah penting bagi petani dalam mengikuti perkembangan zaman serta sejalan dengan semangat agar sawit mereka diakui di pasar global.
"Sawit ini tidak hanya buah TBS (tandan buah segar) yang laku hari ini. Tapi kedepannya seperti apa? Untuk itu, kami berterima kasih kepada PTPN yang terus mendapat pendampingan sejak 2013 dan berjalan dengan sangat baik hingga hari ini dengan adanya RSPO," demikian Charles.***(rls)