Riauterkini-BENGKALIS- Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) terus melakukan langkah cepat dalam menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terdeteksi di wilayah ini. Sejak awal tahun 2024 hingga 2025, berbagai upaya telah dilakukan guna mengendalikan penyebaran penyakit yang dapat berdampak pada sektor peternakan daerah.
Kepala Dinas TPHP Bengkalis, H. Tarmizi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Peternakan, Suhairi didampingi Analis drh. H. M. Mardani, Pejabat Fungsional Medik Veteriner Ahli Muda mengatakan, pada tahun 2024, Kabupaten Bengkalis mencatat satu kasus PMK pada tiga ekor sapi di Kecamatan Bengkalis.
Hewan ternak tersebut menunjukkan gejala luka pada rongga mulut, termasuk gusi dan lidah. Setelah dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel, hasil laboratorium mengonfirmasi bahwa sapi-sapi tersebut positif PMK. Dengan pengobatan intensif selama sekitar dua minggu, ketiga ekor sapi berhasil sembuh.
Memasuki awal tahun 2025, kasus serupa kembali dilaporkan. Pada 12 Januari 2025, lima ekor sapi Peranakan Ongole (PO) di dua wilayah berbeda mengalami gangguan pada rongga mulut, terdiri dari empat sapi jantan dan satu sapi betina. Hasil pemeriksaan klinis oleh petugas menunjukkan bahwa ternak tersebut positif PMK. Selanjutnya, pada 19 Januari 2025, satu ekor sapi Bali betina di Desa Harapan Baru juga menunjukkan tanda klinis yang sama dan dinyatakan positif PMK.
Menindaklanjuti kasus ini, Dinas TPHP Kabupaten Bengkalis segera mengambil langkah strategis untuk mengendalikan penyebaran PMK, diantaranya mengajukan permintaan 3.000 dosis vaksin PMK ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau guna mempercepat program vaksinasi di wilayah terdampak.
Pada 21 Januari 2025, Dinas TPHP Bengkalis menghadiri rapat koordinasi pengendalian PMK di Pekanbaru. Dalam pertemuan tersebut, dibahas strategi percepatan mitigasi penanganan PMK.
"Saat ini, Kabupaten Bengkalis telah menerima alokasi vaksin sebanyak 1.500 dosis yang diprioritaskan untuk wilayah dengan risiko tinggi dan terdampak. Vaksinasi dilakukan secara bertahap guna meningkatkan kekebalan ternak dan menekan penyebaran virus," terang drh. H. M. Mardani, Jumat (7/2/25).
drh. Mardani juga menambahkan, tim kesehatan hewan terus melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi ternak di berbagai kecamatan, termasuk Desa Bukit Krikil, Kecamatan Bandar Laksamana. Pengawasan ini dilakukan sesuai instruksi Kementerian Pertanian dalam upaya pengendalian PMK di tingkat daerah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis berkomitmen untuk terus meningkatkan langkah pencegahan dan pengendalian PMK guna melindungi sektor peternakan. Selain vaksinasi, sosialisasi kepada peternak terkait pencegahan, gejala, dan langkah mitigasi terus dilakukan agar kasus serupa dapat ditangani dengan cepat.
Diharapkan, dengan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah, serta keterlibatan aktif para peternak, penyebaran PMK di Kabupaten Bengkalis dapat dikendalikan secara optimal.***(dik)